RSPAD Jamin Penelitian Vaksin Nusantara Ikuti Kaidah Ilmiah

CNN Indonesia
Senin, 19 Apr 2021 14:05 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Foto: iStockphoto/FilippoBacci)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Pelayanan Kesehatan RSPAD Gatot Soebroto, Nyoto Widyo Astoro menjanjikan penelitian Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik yang tengah dilakukan tim di RSPAD bakal berdasar pada kaidah ilmiah.

Vaksin yang untuk virus corona (SARS-CoV-2) yang dikenal sebagai Vaksin Nusantara tersebut merupakan besutan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Nyoto memastikan penelitian tim akan mengikuti tahapan dan ketentuan ilmiah.

"Kami sebetulnya ini adalah suatu penelitian sel dendritik di RSPAD gitu ya. Dan penelitian Ini nanti harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah," kata Nyoto saat melakukan konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4).

Sel dendritik sendiri, menurut Nyoto, bukan hal baru di dunia kesehatan dan bisa digunakan untuk pengobatan. Metode ini sebelumnya kata dia pernah digunakan untuk pengobatan kanker.

"Memang ini dicoba untuk barangkali untuk membuat vaksin yang dari dendritik terutama ditujukan untuk vaksin, diharapkan untuk vaksin Covid-19," imbuh dia.

Namun lanjut Nyoto, penelitian tentu harus dilakukan secara baik. Artinya penelitian yang memang diterima secara ilmiah.

"Diterima secara ilmiah kemudian memang harus disetujui oleh beberapa pemangku untuk melegalkan dendritik tersebut untuk pembuatan vaksin dalam hal ini," tambah Nyoto lagi.

Infografis Fakta-fakta Vaksin Nusantara Terawan. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Di tempat yang sama, Wakil Kepala RSPAD Mayjend Lukman Ma'ruf menyebut kegiatan yang saat ini dilakukan di RSPAD berkaitan dengan pengambilan sampel darah untuk Vaksin Nusantara. Peserta merupakan para relawan penelitian berbasis sel dendritik.

Sel tersebut, kata dia, nantinya akan digunakan sebagai pengembangan vaksin covid-19.

"Kegiatan yang dilakukan adalah para relawan yang akan mengikuti penelitian berbasis layanan dengan masalah dendrintik," terang Lukman.

Vaksin Nusantara besutan mantan Menkes Terawan mengundang polemik usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan belum menyetujui Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II.

BPOM menilai, pengujian vaksin tersebut belum memenuhi syarat cata pembuatan obat yang baik (CPOB). Selain itu, komponen yang digunakan dalam penelitian pun tak sesuai dengan pharmaceutical grade.

BPOM lantas menyarankan agar penelitian vaksin diulang dari tahap pra klinis hewan. Meski begitu, sejumlah anggota DPR menyatakan tidak setuju dengan keputusan BPOM. Mereka lantas mendatangi RSPAD guna mengikuti pengambilan sampel darah pada Rabu (14/4) lalu.

Adapun TNI menjadi sorotan lantaran pengujian sampel darah untuk Vaksin Nusantara dilakukan di RSPAD yang merupakan rumah sakit di bawah naungan institusi pertahanan negara tersebut.

(tst/nma)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK