Polda Papua meminta agar masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Puncak melapor ke aparat apabila akan melakukan perjalanan ke pegunungan pasca-rentetan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Distrik Beoga, Kabupaten Puncak beberapa waktu terakhir.
"Komunikasikan dengan aparat keamanan jika akan melaksanakan perjalanan di beberapa titik Pegunungan Tengah agar bisa termonitor dan bisa dijaga TNI-Polri di sana," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan, Kamis (22/4).
Pihaknya meminta agar masyarakat tetap waspada ketika melakukan aktivitas di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Kamal mengklaim bahwa situasi di Beoga saat ini sudah kondusif pasca penyerangan KKB. Kata dia, aparat TNI-Polri dikerahkan untuk berjaga di wilayah tersebut.
"Kami sesalkan karena situasi di masa pandemi yang sedang menyusahkan kita saat ini, tetapi kelompok ini malah melakukan tindakan kekerasan di Kabupaten Puncak tepatnya di Distrik Beoga," ucapnya.
Berdasarkan catatan, setidaknya ada empat peristiwa penembakan yang dilakukan oleh KKB terhadap masyarakat sipil di wilayah Beoga sejak awal April kemarin.
Pertama, pada Kamis (8/4), KKB diduga menembak mati seorang guru sekolah dasar (SD) bernama Oktavianus Rayo. Keesokan harinya, mereka kembali menembak guru SMP bernama Yonathan Randen di Distrik Beoga.
Setelah insiden itu, terjadi pula pembakaran tiga gedung sekolah di wilayah tersebut. Bahkan, pembakaran terus berlanjut hingga akhirnya menghanguskan rumah anggota DPRD Kabupaten Puncak.
Seminggu kemudian, pada Rabu (14/4), KKB kembali menembak seorang tukang ojek bernama Udin di Distrik Omikia, Kabupaten Puncak. Lalu, keesokan harinya mereka menembak siswa SMA bernama Ali Mom di Ilaga.
Korban, kata kepolisian, diminta untuk membelikan pinang dan rokok. Setelah diantar ke kampung Uloni, Ali Mom malah ditembak dan dibacok hingga tewas.
KKB sendiri menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah aksi penembakan itu. Hal tersebut dilakukan lantaran korban diduga sebagai mata-mata aparat TNI-Polri.
(mjo/pris)