Sementara itu buruh di Kota Semarang, Jawa Tengah memilih untuk tak turun ke Jalan dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day tahun ini.
Berlokasi di Hall Balai Kota Semarang, buruh menggelar pertemuan Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi dan perwakilan dari Polda Jawa Tengah.
Dua permintaan buruh di Semarang yakni pembayaran THR penuh tanpa cicilan dan pembentukan desk ketenagkerjaan di Polda Jateng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendrar menyatakan kesanggupannya memenuhi tuntutan buruh.
"Kami respon langsung. Besok saya akan bikin surat resmi saya tanda tangani agar pengusaha mencairkan THR kepada buruhnya. Besarnya satu kali gaji dan tidak dicicil," kata Hendrar.
Kepolisian juga menyanggupi untuk membentuk desk ketenagakerjaan di Polda Jateng. Selain itu Polda juga bersedia memfasilitasi buruh untuk mendapatkan vaksinasi covid-19.
Koordinator Aliansi Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Nanang Setyono menyatakan kesanggupan pemda dan kepolisian ini jadi kado bagi buruh di May Day in,
"Alhamdulilah, semuanya dikabulkan, tak terkecuali tuntutan THR dari kami," ujar Nanang.
Di beberapa daerah di Jawa Tengah, peringatan May Day juga berlangsung kondusif dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Para buruh pun sepakat untuk tidak menjadikan May Day sebagai ajang pengerahan massa seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau buruh untuk tidak turun ke jalan karena bisa berpotensi membentuk kerumunan yang bisa jadi penyebaran covid-19. Ganjar mengajak buruh untuk menggelar pertemuan online untuk berdiskusi.
(mir/dmr/sur)