Satgas Khawatir Mutasi Virus Corona Turunkan Akurasi Tes
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengaku khawatir berkembangnya mutasi virus corona di berbagai belahan dunia berdampak pada menurunnya akurasi tes pemeriksaan covid-19 menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) alias tes swab.
Tak hanya itu, virus corona yang bisa bermutasi ribuan bahkan jutaan kali juga dikhawatirkan mampu menurunkan tingkat efektivitas atau efikasi vaksin covid-19 yang saat ini beredar di masyarakat.
"Ini berpotensi juga menurunkan akurasi testing, karena lokasi-lokasi mutasi atau hotspot yang berbeda-beda pada setiap varian. Sehingga dapat menurunkan akurasi pemeriksaan PCR," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Sekretariat Presiden, Kamis (6/5).
Wiku lantas menjelaskan, virus corona merupakan virus berbentuk RNA yang secara alamiah, jumlah kejadian mutasinya lebih banyak dari pada virus berbentuk DNA. Kondisi itu membuat sangat wajar apabila saat ini sudah banyak bermunculan mutasi virus corona secara masif dalam waktu yang cepat.
Sehingga apabila mutasi virus corona dibiarkan dan semakin berkembang, maka menurutnya dapat berpotensi buruk terhadap pengendalian covid-19 di berbagai negara. Seperti meningkatnya laju penularan covid-19 dan memperburuk keadaan pasien covid-19.
"Namun dengan adanya karakteristik bawaan virus covid-18 ini kita tidak bisa kemudian berserah diri dan tidak berbuat apa-apa," kata dia.
Wiku menegaskan saat ini pemerintah tengah fokus terus melakukan metode pencarian strain virus baru dengan Whole Genome Sequencing. Data Kementerian Kesehatan per 4 Mei lalu menyebutkan saat ini Indonesia berhasil melakukan pemeriksaan WGS sebanyak 1.228 kasus.
Dari hasil pemeriksaan itu, kini terpantau sudah ada tujuh varian corona yang berhasil teridentifikasi di Indonesia, yakni varian D614G, B117, N439K, E484K, B1525, B1617, dan B1351.
(khr/ain)