Sementara itu, niat untuk mudik lantaran mesti bertemu orang tua pernah membuat Hamzah (38), bukan nama sebenarnya, melakukan perjalanan mudik dengan cara tidak biasa.
Hamzah sehari-hari bekerja di sebuah warung kopi di Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Pria asal Majalengka, Jawa Barat ini melakukan mudik dari Tangerang Selatan menumpang angkot.
"Tanpa itu [masa mudik] pun dari sini sebulan sekali pulang kampung, karena ada orang tua yang harus dirawat," kata Hamzah saat dihubungi melalui sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya, Hamzah naik angkot jurusan Parung, Bogor. Dari sana, ia naik angkot jurusan Merdeka. Dari Merdeka, ia naik angkot jurusan Ciawi.
Setelah di Ciawi, ia melanjutkan mudiknya menggunakan angkot hingga Bandung. Di Bandung, Hamzah kemudian naik mobil elf hingga Majalengka.
"Ada kali 10 kali angkot," kata Hamzah.
Saat itu, Jamzah juga membawa tas dan beberapa barang lainnya. Agar tidak dicurigai, Hamzah memasukkan barang bawaannya ke dalam karung.
"Saya beli karung tuh di warung sebelah, saya masukin karung biar simpel," kisah Hamzah.
Meski bisa sampai rumah, Hamzah mesti mengeluarkan ongkos lebih banyak. Jika perjalanan melalui rute biasa hanya menghabiskan Rp120 ribu, melalui rute angkot ini Hamzah mesti mengeluarkan uang hingga Rp180 ribu.
"Itu ada pembengkakan 40 persen," ujar Hamzah.
(iam/pmg)