ANALISIS

Bocor Penyekatan Mudik dan Was-was Varian Baru Corona

CNN Indonesia
Jumat, 07 Mei 2021 19:18 WIB
Epidemiolog mengatakan pemerintah harus tegas untuk mencegah penularan Covid-19 setelah melarang mudik, tidak setengah-setengah.
Petugas gabungan menghalau pemudik sepeda motor saat hari pertama penyekatan larangan mudik di Karawang, Jawa Barat, Kamis (6/5/2020). (ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar)

Menghadapi potensi tren kenaikan ini, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pihaknya telah menyiapkan diri guna menghadapi potensi penularan.

Di sisi lain, kata Wiku, berkaca dari lonjakan kasus sebelumnya, pemerintah masih bisa mengendalikan pandemi.

"Jadi apa yang perlu disiapkan dari dulu, kan kita tinggi sudah bisa kan, meskipun kewalahan kita bisa karena terkendali," kata Wiku saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (7/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiku mengakui setiap libur panjang kasus penularan selalu melonjak, termasuk saat masyarakat merayakan Idul Fitri. Ia juga tidak bisa memastikan apakah dampak Idul Fitri tahun ini lebih besar dari sebelumnya.

Hanya saja, kata Wiku, ada kemungkinan kenaikan kasus Covid-19 akibat libur lebaran tidak separah tahun lalu. Sebab, pemerintah telah melakukan persiapan dalam waktu yang lebih lama.

"Jadi kan logikanya kalo persiapan lebih lama harusnya dampaknya tidak seperti yang lalu," ujar Wiku.

"Jadinya kayak apa kita tunggu aja. Yang penting kita kerja terus," tambahnya.

Selain itu, kata Wiku, kebijakan pemerintah pusat melarang mudik dinilai efektif mengurangi jumlah masyarakat yang hendak melaksanakan hajat tahunan itu.

Menurut Wiku, mulanya terdapat 33 persen masyarakat yang hendak melakukan mudik. Setelah pemerintah menerbitkan larangan, jumlah tersebut turun menjadi 11 persen.

Angka ini terus turun hingga tersisa 7 persen setelah pemerintah melakukan sosialisasi pengetatan. Dengan adanya pencekalan di lapangan, Wiku berharap jumlah pemudik terus turun hingga di bawah 7 persen.

"Menurun itu sendiri jumlahnya sudah jutaan. Dari 33 ke 11 itu puluhan juta. Terus dari 1 ke 7 persen, itu juga 10 juta ada. 10 juta [orang tidak mudik] itu bermakna," tegas Wiku.

Oleh karena itu, sambung Wiku, Satgas optimistis pada momen lebaran tahun ini tidak akan menimbulkan lonjakan kasus Covid-19 yang meledak. 

Meskipun demikian, dia tidak menampik bahwa akan terjadi kenaikan. Sebab, pelaksanaan larangan mudik di lapangan tetap saja bocor.

Namun, pihaknya melihat jumlah kebocoran itu bisa ditekan dengan program karantina yang juga digencarkan di daerah-daerah.

"Naik potensinya ada, sudah pasti bocor, yang mengambil keputusan mudik juga masyarakat sendiri. Konsekuensinya, ya, dia yang tanggung juga nanti kan," kata Wiku.

(iam/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER