Kebijakan serupa juga diterapkan di Kota Yogyakarta. Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan Pemkot mengizinkan salat id berjemaah di masjid maupun lapangan terbuka. Meski demikian, kegiatan itu harus ketat prokes dan jumlah jemaah 50 persen dari kapasitas maksimal.
Kegiatan takbir keliling untuk tahun ini juga ditiadakan dan dilarang. Takbiran hanya diperkenankan di masjid dan diikuti separuh dari daya tampung maksimal serta tidak melibatkan anak-anak.
"Prinsipnya harus tidak terjadi kerumunan. Oleh karena itu jemaah harus dibatasi. Lebih baik diperbanyak jumlah tempat salat idnya," tutur Heroe, Rabu (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta melarang pelaksanaan takbir keliling dan salat id di lapangan karena penyebaran corona di wilayah itu masih tinggi.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan takbir hanya diizinkan di masjid masing-masing, begitu juga saat Salat Id.
"Aturan terkait pelarangan takbir keliling dan salat id itu merujuk kepada peraturan Kementerian Agama tentang upaya mencegah penularan virus dalam kegiatan keagamaan di Bulan Ramadhan," kata Fajar.
Palembang melarang seluruh masjid menggelar salat id berjamaah karena penyebaran virus di daerah ini belum terkendali dan hingga kini masih menyandang status zona merah.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan berdasarkan hasil rapat dengan Kementerian Dalam Negeri, Palembang masuk kategori daerah risiko tinggi penularan Covid-19. Itu sebab, setiap kegiatan masyarakat yang berpotensi menciptakan kerumunan harus dibatasi.
"Kita satu komando, tidak ada salat Idulfitri di masjid. Solusinya, ya kita salat bersama di rumah," tutur Harno.
Harno menambahkan meski melarang salat id berjamaah di masjid, akan tetapi salat tarawih yang kini masih ditunaikan masyarakat selama sisa Ramadan akan tetap berjalan. Dia beralasan jemaah masjid berangsur berkurang jelang akhir Ramadan.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman berencana memperbolehkan salat Id pada Idulfitri 1442 Hijriah di lapangan dengan pengetatan protokol kesehatan.
Pada saat pelaksanaannya, Andi Sudirman Sulaiman mengaku akan berkoordinasi dengan Tim Satgas Covid-19 setempat untuk mengawasi kepatuhan para jamaah terhadap protokol kesehatan.
"Kalau salat Idulfitri memang sunnah-nya lebih utama di lapangan, ini juga bagus untuk menerapkan protokol kesehatan, karena lebih terbuka," kata dia, kepada wartawan, Sabtu (24/4).
(ryh/pmg)