Para pengendara mobil pasrah saat diminta ambil kiri di KM 31 Tol Jakarta-Cikampek. Sebagian besar mereka tak bisa menunjukkan syarat perjalanan saat masa larangan mudik lebaran, seperti surat izin keluar masuk (SIKM), surat tugas dari perusahaan, atau hasil negatif tes Covid-19.
Mereka pun dilarang melintas untuk menuju ke kampung halaman masing-masing. Tak sedikit pengendara yang langsung tancap gas usai diminta putar balik menuju ke rumahnya lagi.
Erwin Gunawan misalnya. Ia gagal pulang ke Bandung, Jawa Barat. Erwin berangkat dari Balaraja, Tangerang, Banten. Namun, petugas menyetopnya di KM 31 Tol Cikampek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Surat izin keluar masuknya mana, Pak?" tanya seorang petugas kepada Erwin.
"SIKM enggak ada pak," timpal Erwin.
"Harusnya Bapak punya SIKM-nya, pak. Ini aja nih pak, bapak masuk ke sini aja dulu ya," kata petugas merujuk jalur kiri yang dimaksudkan keluar tol Cikarang Barat.
Erwin pasrah. Ia menutup kaca mobilnya, dan kemudinya belok kiri menuju jalur khusus yang disiapkan menuju pintu keluar tol.
Sebelum Erwin, seorang pria paruh baya langsung mengarahkan mobilnya keluar tol setelah diarahkan seorang petugas tanpa basa basi dan memeriksa berkas.
"Tadi enggak tahu. Tadi diarahkannya ke sini ya ke sini. Belum ada pemeriksaan tapi sama polisi di suruh ke sini," kata pria tersebut yang diketahui hendak menuju ke Tegal, Jawa Tengah.
Di ujung setelah melewati gerbang tol Bekasi Barat, belasan aparat kepolisian berjaga. Petugas telah menyiapkan rekayasa lalu lintas lagi agar pengendara yang dibelokkan ke kiri kembali memasuki gerbang tol menuju arah Jakarta.
Demikian cara yang dilakukan aparat gabungan dari kepolisian, Dishub, Satpol PP, dan TNI untuk mengakali kenakalan pemudik di Jabodetabek dan sekitarnya.
Posko penyekatan mudik di pintu tol Cikarang Barat hanya satu dari 31 titik penyekatan yang disiapkan petugas menjegal warga balik ke kampung halaman untuk berlebaran.
Lihat juga:Ajakan Jokowi Beli Bipang Berujung Gaduh |
Ruas Tol Jakarta-Cikampek adalah jalur darat yang paling banyak dilewati pengendara mobil untuk keluar Jabodetabek menuju sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Di hari pertama larangan mudik pada Kamis (6/5), Jasa Marga mencatat 84 ribu kendaraan melewati jalur itu keluar Jabodetabek. Menurut Jasa Marga, jumlah itu relatif menurun dibanding hari biasa sebelum larangan mudik lebaran 6-17 Mei.
Lain Erwin, seorang pria paruh baya diizinkan untuk melintas setelah memberi kabar petugas kerabatnya di kampung ada yang meninggal dunia.
"Kapan meninggalnya?" Tanya petugas.
"Tadi pagi jam 3, Pak" .
"Oke Pak, lanjut Pak. Eggak apa-apa, lancar," kata petugas.
Petugas mempersilakan mobil yang ditumpangi empat orang itu melanjutkan perjalanan.
Izin petugas juga diberikan kepada seorang pria. Ia bersama seorang perempuan. Pengendara itu kemudian menyerahkan sebuah dokumen kepada petugas yang berjaga.
Dari pengamatan CNNIndonesia.com, dokumen yang diperiksa petugas tak ada SIKM. Namun, ia tetap bisa melanjutkan perjalanan karena sebuah surat di dokumen tersebut berkop salah satu instansi militer.
Berjarak 22 kilometer dari pintu Tol Cikarang Barat, posko penyekatan berdiri di Jalan Raya Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Jalan itu hanya berjarak satu kilometer dengan perbatasan Kabupaten Bekasi.
Di posko itu, bukan saja petugas, ada anggota organisasi kemasyarakatan yang ikut menghalau pengendara motor yang hendak mudik.
Tak kurang dari 10 orang berbaju loreng ikut menghentikan laju kendaraan, yang didominasi roda dua. Mereka bersama petugas dari kepolisian dan dinas perhubungan mencoba membendung pengendara yang hendak mudik.
Sebelumnya, ratusan pemudik yang menggunakan sepeda motor menerobos pos penyekatan polisi di Bundaran Kepuh, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (8/5). Polisi sempat tak bisa membendung lonjakan arus pemudik.
Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra melalui Kasi Humas Polres Karawang menjelaskan kejadian tersebut. Polisi telah memprediksi Sabtu kemarin sebagai puncak arus mudik dari arah Jakarta.
Rama mengatakan saat kejadian penerobosan, jumlah personel tidak sebanding dengan jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 500 orang. Pihak kepolisian menambah personel bantuan kendali operasi (BKO) dari satuan Brimob dan Dalmas Dit Sabhara.
(thr/fra)