Kementerian Kesehatan RI mengumumkan hasil survei tentang tingkat kedisiplinan protokol kesehatan dan kesediaan program vaksinasi. Hasilnya anak muda jadi kelompok masyarakat yang paling ragu menerima suntik vaksin.
"Secara khusus kelompok usia termuda adalah kelompok yang paling ragu akan vaksin, dengan kelompok usia 18-24 tahun sebesar 20,9 persen dan usia 25-34 tahun sebesar 21,4 persen," bunyi laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei ini dilakukan oleh University of Maryland dengan kemitraan bersama Facebook. Survei digelar pada 10 Januari hingga 31 Maret 2021, dengan melibatkan 178.988 responden.
Dari hasil ini didapatkan 80,8 persen masyarakat RI bersedia divaksin, dan 19,2 persen masih ragu. Pada kelompok yang masih ragu inilah anak muda usia 18-24 tahun mendominasi.
Dilihat dari geografis kelompok anak muda yang ragu vaksin, 32,1 persen-nya berasal dari Provinsi Riau, sementara 31,7 persen dari Sumatera Selatan. Kedua provinsi inilah yang menjadi penyumbang tertinggi.
Sementara provinsi Banten dan Bali dianggap memiliki keraguan vaksinasi yang terbilang rendah di kalangan anak muda. Berdasarkan hasil survei, provinsi Banten memiliki keraguan vaksinasi sebesar 14,8 persen, sedangkan Bali 13,3 persen.
Kemenkes menyambut baik hasil survei, mengingat tingkat keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi dianggap telah menurun.
"Keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksin telah menurun dari 28,6% menjadi 19,2% selama periode Januari-Maret 2021 ini. Hal ini menunjukkan bahwa program kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin ini berjalan dengan baik," ujar Oscar Primadi, Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Temuan survei ini membeberkan rincian demografis dari keraguan vaksin COVID-19 yang dilaporkan sendiri, alasan keraguan, sumber informasi terpercaya dan perilaku utama seperti pemakaian masker dan jarak sosial di RI.
(can/vws)