Perusakan lalu dimulai oleh puluhan pemuda berseragam SLTA. Pembakaran dimulai ketika dan setelah puluhan pemuda yang membawa jerigen diturunkan dari satu truk Fuso. Setelah plaza terbakar, puluhan pemuda itu meninggalkan lokasi dengan truk yang sama.
Perusakan juga menyebar ke wilayah lainnya di Ibu Kota, di Pusat Perbelanjaan Slipi, ada aksi penjarahan dan pembakaran. Laporan TGPF menyebutkan aksi itu dimulai ketika puluhan pemuda diturunkan dari truk dan melakukan aksi perusakan serta penyiraman lantai dengan bensin.
TGPF tidak dapat menentukan angka pasti jumlah korban dan kerugian dalam kerusuhan yang terjadi selama beberapa hari itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk Jakarta, TGPF menemukan variasi jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka, data Tim Relawan ada 1.190 orang meninggal akibat terbakar, 27 akibat senjata/dan lainnya, 91 luka-luka. Data ini berbeda dengan Polda, Kodam maupun Pemda DKI.
Selain penjarahan dan pembakaran, berdasarkan fakta yang ditemukan dan informasi dari saksi- saksi ahli, telah terjadi kekerasan seksual, termasuk perkosaan, dalam peristiwa kerusuhan 13-15 Mei 1998.
Dari sejumlah kasus yang dapat diverifikasi, disimpulkan telah terjadi perkosaan yang dilakukan terhadap sejumlah perempuan di pelbagai tempat yang berbeda, dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan.
Peristiwa itu disebut dapat terjadi secara spontan karena situasi mendukung atau direkayasa oleh kelompok tertentu untuk tujuan tertentu.
Korban kekerasan seksual adalah penduduk Indonesia dengan berbagai latar belakang, yang diantaranya kebanyakan adalah etnis Cina. Namun, hasil verifikasi dan uji silang terhadap data, tidak ditemukan angka yang pasti mereka yang jadi korban.
Sementara di sisi lain, gelombang mahasiswa yang menuntut Presiden Soeharto turun dari tampuk pemerintahan semakin membesar dan kian lantang.
Tuntutan itu akhirnya menemui titik terang, pada 18 Mei 1998, demonstran berhasil menduduki gedung DPR/MPR.
Beberapa hari setelahnya, atau pada 21 Mei, 'Bapak Pembangunan' itu meletakkan jabatannya dan digantikan oleh BJ Habibie.
Berita itu disambut gagap gempita penjuru negeri, 32 Tahun pemerintahan orde baru pun berakhir.
(yoa/eks)