Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memprediksi DKI Jakarta akan mengalami lonjakan kasus Virus Corona (Covid-19) dalam waktu dekat imbas arus balik dan aktivitas perkantoran.
Terlebih, jika warga yang sebelumnya mudik tak disiplin melakukan isolasi mandiri lebih dulu.
"Jakarta memang akan menghadapi kemungkinan besar lonjakan kasus karena berkaitan dengan arus balik mudik, ditambah juga dengan arus kembalinya aktivitas masyarakat juga termasuk kerja," kata dia, melalui rekaman suara kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Adib meminta pemerintah daerah, tak hanya DKI, mampu mempersiapkan upaya antisipasi mencegah lonjakan itu.
Caranya, peningkatan strategi di hulu serta dengan penambahan kapasitas di hilir, seperti penambahan tempat tidur isolasi maupun ICU Covid-19.
Selain itu, Adib juga meminta pemerintah masing-masing daerah mematuhi secara penuh segala Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan dan disepakati bersama pemerintah pusat.
"Paling penting konsistensi di dalam menjaga regulasi, konsistensi di dalam menjalankan apa yang ada di dalam SOP menjadi satu dasar," kata dia.
Untuk pemerintah, Adib meminta strategi tes, telusur, dan tindak lanjut (3T) tetap harus ditingkatkan meski saat ini Indonesia telah melakukan program vaksinasi nasional.
"Jangan kemudian berusaha untuk menjaga stagnasi terkait 3T. 3T tetap harus ditingkatkan karena kita masih belum selesai dengan pandemi covid-19." pungkas Adib.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan sejumlah kepala daerah, termasuk Gubernur DKI Anies Baswedan, untuk membahas antisipasi lonjakan kasus pascalebaran, Senin (17/5).
Menurut Anies, Jokowi juga menginstruksikan agar seluruh pemerintah daerah tetap memantau pergerakan warga selama satu pekan ke depan.
"Pergerakan itu masih harus diantisipasi sampai akhir pekan depan," jelasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan ini, Pemerintah Pusat, termasuk Pemprov DKI, sudah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro hingga akhir Mei.
Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Jakarta, hingga Rabu (19/5), jumlah kasus positif Covid-19 di ibu kota mencapai 420.459.
Dari jumlah itu, 405.535 orang telah sembuh, 7.775 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi mandiri, sementara 7.149 lainnya meninggal dunia.
Presiden Jokowi sendiri berharap kasus Corona tak mengalami lonjakan pascalebaran meski diprediksi tetap naik.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Banten, Irna Narulita mengaku akan menangani semampunya jika ada lonjakan kasus Corona pascalibur lebaran, terutama akibat kerumunan di objek wisata.
![]() |
"Udah enggak ada lagi jawaban, kami tangani semampu, sebisa kita. RS di Pandeglang ada untuk Covid dan isolasi Covid ada. Setidaknya antisipasi jikalau RSUD provinsi dalam kondisi yang memang penuh, kita ada tempat di sini, itu mah pilihan akhir," kata dia, Kamis (20/5).
Irna mengatakan lonjakan kenaikan pasien positif corona klaster wisata bisa terlihat 10 hari pasca Idulfitri. Meski terjadi kerumunan, dia berharap kenaikan kasus Covid tak signifikan.
"Bisa kita ketahui 7 sampai 10 hari setelah paska lebaran, pasti ada lonjakkan. Karena kemaren ada yang abai, ada yang lengah," ujarnya.
Irna mengatakan wilayahnya masuk zona kuning penyebaran virus corona. Alhasil, lokasi wisata tidak harus ditutup seluruhnya.
"Apabila ada pengelola wisata, home stay dan sebagainya, tidak bisa mengendalikan para wisatawan kita tutup, supaya ada efek jera. Saya fleksibel, melihat kondisi di lapangan, masyarakat saya juga butuh makan, para pedagang udah lama, dua tahun ini untuk mencari peruntungannya, down semuanya," aku dia.
Sebelumnya, kerumunan dan kemacetan panjang terjadi di sejumlah tempat wisata di Banten, misalnya Pantai Anyer, Pantai Carita.
Gubernur Banten Wahidin Halim pun mengeluarkan instruksi gubernur (Ingub) yang memerintahkan seluruh destinasi wisata ditutup sejak 15-30 Mei 2021. Keputusan itu kemudian disambut demonstrasi oleh pedagang dan lengelola wisata di Pandeglang.
(khr/ynd/arh)