Hari Kebangkitan Nasional yang Terlupakan
Setiap 20 Mei, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, peringatan tersebut diambil dari tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo.
Organisasi Boedi Oetomo digagas oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA pada 20 Mei 1908. Organisasi tersebut bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Budi Utomo dianggap menjadi pelopor kemunculan organisasi-organisasi pergerakan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Hari Kebangkitan Nasional ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948, di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Kemudian, Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
Puluhan tahun berlalu ditetapkan, banyak masyarakat yang mulai lupa. Bahkan ada yang menganggap sudah tak relevan.
Salah satu warga Jakarta yang tinggal di Bali, Rusdiansyah (27) mengaku tahu ada Hari Kebangkitan Nasional. Namun, ia tak mengetahui bahwa hari tersebut jatuh pada hari ini.
"Oh enggak tahu kalau hari ini," kata Rusdi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/5).
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai supir pribadi ini juga mengaku tak tahu-menahu soal sejarah Hari Kebangkitan Nasional. Namun ia tahu ada organisasi bernama Boedi Oetomo.
Setiap tahun ia tak pernah memeringati Hari Kebangkitan Nasional. Begitu pun dengan peringatan bersejarah lainnya.
"Enggak pernah lihat kalender sih. tahu-tahu nerima gaji aja udah," ujarnya.
Rusdi menyadari Hari Kebangkitan Nasional patut untuk diperingati. Namun, bagi orang seusianya peringatan tersebut tidak begitu penting.
"Mungkin untuk anak muda biasa aja kali ya," katanya.
Sama dengan Rusdi, Fairuz (22) juga tidak tahu bahwa hari ini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Ia juga mengaku tidak mengetahui bahwa dulu pernah ada organisasi bernama Boedi Oetomo. Yang ia tahu Boedi Oetomo adalah salah satu sekolah yang ada di Jakarta.
Namun, ia menilai Hari Kebangkitan Nasional penting untuk diperingati. Meskipun menurutnya sudah kurang relevan.
"Mungkin sebenarnya penting tapi karena kita udah enggak di zaman yang bener-bener inget jadi kita ngerasa enggak penting," kata Fairuz kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/5).
"Kita sudah enggak mikirin gitu-gitu lagi, makanya orang nganggepnya enggak penting," ujarnya menambahkan. Fairuz mengatakan dirinya lebih ingat hari-hari besar lain seperti, Idulfitri, Natal, Hari Pahlawan dan Heri Pendidikan.