Nestapa Orangutan Tersingkir Tambang di Hutan Kalimantan

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Mei 2021 13:40 WIB
BKSD Kalimantan Timur menyebut lahan di Desa Sepaso Timur, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, sudah tak layak jadi tempat tinggal orangutan.
Thailand pulangkan orangutan selundupan ke Indonesia. (AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)

Berdasarkan data yang dikutip dari situs Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), 1,6 juta hektare atau 46 persen dari daratan Kutai Timur dimanfaatkan untuk izin pertambangan.

Masih dari sumber yang sama, Kutai Timur tercatat mengantongi izin penguasaan lahan di sektor kehutanan hingga 1,39 juta hektare atau 38 persen dari total luas kabupaten tersebut.

Analisa yang dilakukan organisasi Wildlife Impact pada 2020 mendapati hampir 10 ribu orangutan di Kalimantan dialokasikan demi pengembangan kelapa sawit. Studi terbaru dalam laporan tersebut juga menunjukkan terdapat penurunan populasi orangutan secara drastis dalam 200 tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan ini terus berlanjut selama beberapa dekade terakhir," tulis laporan yang bertajuk "Visi untuk Masa Depan Orangutan Borneo" itu.

Wildlife Impact mengatakan pendorong utama penurunan jumlah orangutan di Kalimantan ada dua, yakni pembunuhan dan hilangnya habitat hutan alam.

Sepanjang 1999-2015, laporan tersebut mengatakan 67 persen sampai 83 persen dari total penurunan jumlah orangutan di Kalimantan disebabkan karena hilangnya orangutan di hutan primer dan hutan tebang (pembunuhan).

Sementara penurunan karena deforestasi perkebunan kelapa sawit dan bubur kertas industri hanya meliputi 9 persen dari total hilangnya kelimpahan orangutan.

"Namun sangat jelas bahwa deforestasi, pengembangan perkebunan dan terutamanya pembunuhan dalam situasi konflik sering berjalan beriringan," tulis laporan itu.

(fey/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER