Membandingkan Target dan Realisasi Vaksinasi Covid-19

CNN Indonesia
Jumat, 11 Jun 2021 05:50 WIB
Presiden Jokowi menargetkan penuntasan vaksinasi tahun ini. (Foto: Muchlis - Biro Setpres)
Jakarta, CNN Indonesia --

Program vaksinasi Virus Corona (Covid-19) yang telah berjalan hampir lima bulan memperlihatkan realisasi capaian yang beberapa kali tak sesuai target.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menargetkan program vaksinasi harus rampung dalam 12 bulan. Itu artinya, pada Desember 2021 atau awal Januari 2022, program vaksinasi nasional seharusnya sudah rampung. 

Mulanya, 181.554.465 warga Indonesia menjadi sasaran vaksinasi ini yang dibagi dalam tiga golongan besar. Pertama, 1,4 juta tenaga kesehatan.

Tahap kedua, secara paralel menyasar sebanyak 21,5 juta lansia dan 17,3 petugas pelayanan publik. Tahap ketiga, masyarakat rentan dan umum sebanyak 141,3 juta.

Dengan ketentuan setiap orang harus menerima dua suntikan dosis vaksin Covid-19, maka pemerintah setidaknya membutuhkan 363 juta dosis vaksin. Saat ini Indonesia baru kedatangan tiga merek vaksin, yakni Sinovac dan AstraZeneca untuk vaksinasi nasional. Sementara Sinopharm untuk vaksin gotong royong, di luar hitungan 181,5 juta penduduk

Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes menyebut saat ini Indonesia sudah memiliki puluhan juta vaksin jadi. Apabila dilihat dari jadwal kedatangan vaksin Sinovac dan AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia selama 14 kali kedatangan, tercatat sudah ada sekitar 92,2 juta dosis baik dalam bentuk jadi maupun bulk (mentah).

Namun sebagaimana diketahui, jumlah vaksin bulk masih perlu pengolahan oleh PT Bio Farma sehingga jumlah output-nya yang merupakan vaksin jadi berbeda jumlahnya.

"Sekarang ada 65,7 juta vaksin jadi, dimana 30 juta sudah didistribusikan saat ini," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/6).

Lebih lanjut, capaian vaksinasi di Indonesia per Kamis (10/6) Pukul 18.00 WIB tercatat sebanyak 19.440.524 orang telah menerima suntikan dosis vaksin virus corona. Sementara 11.503.947 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Itu artinya, target vaksinasi pemerintah baru menyentuh 10,7 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 6,3 persen.

Terkini, Nadia menyebut pemerintah masih optimis vaksinasi rampung dalam 12 bulan, tapi menurutnya tidak untuk dua dosis lengkap.

"Sementara ini target masih [12 bulan], setidaknya 90 persen sudah menerima vaksinasi dosis pertama," ujar Nadia.

Nadia mengaku optimistis target itu dapat tercapai lantaran Indonesia sudah memiliki komitmen kedatangan vaksin sesuai dengan jumlah sasaran. Meski sempat macet pada April lalu imbas embargo India, Nadia menyebut pada semester II ini jumlah stok vaksin Indonesia mulai banyak berdatangan.

Baru-baru ini, Presiden mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 dengan menargetkan 700 ribu penyuntikan per hari mulai Juni dan 1 juta per hari mulai Juli. Namun target 1 juta per hari itu molor dari perkiraan awal yang seharusnya mulai dilakukan Juni.

Indonesia pada malam ini juga akan kedatangan sejumlah vaksin. Namun pemerintah belum merinci, apakah kedatangan vaksin ini merupakan Sinovac, AstraZeneca, atau Sinopharm.

Pemerintah untuk sementara ini menetapkan empat merek vaksin, yakni vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer dan Novavax akan dipakai dalam program vaksinasi nasional. Sementara untuk vaksin Gotong Royong sejauh ini wacana merek vaksin yang akan dipakai Sinopharm, CanSino, Sputnik V, dan Anhui Zhifei Longcom.

Cover Infografis Melihat Cara Vaksin Bekerja. (Foto: Dok. Satgas Covid-19)

Sementara itu, Kemenkes masih menunggu hasil uji klinis III dari produsen vaksin Sinovac Biotech Ltd di China terkait pemberian dosis ketiga vaksin.

"Belum ada ketentuan itu. Kita tunggu selesai uji klinis tahap ketiganya di China," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/6).

"Kita konsentrasi dulu percepatan suntikan dua dosis, yang jelas sesuai uji klinis mencapai 181,5 juta," kata dia.

Pimpinan Sinovac Biotech Ltd. Yin Weidong pada Sabtu (5/6) sebelumnya mengatakan pihaknya baru saja merampungkan uji klinis fase kedua, dengan memberikan suntikan dosis ketiga yang dilakukan dalam tiga hingga enam bulan pasca mendapat dua dosis suntikan.

'Serbuan Vaksinasi' TNI-Polri

Sementara itu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau kegiatan vaksinasi massal di sejumlah daerah, Kamis (10/6). Dari Bandung, kegiatan itu diikuti oleh 7.010 masyarakat se-Bandung raya.

Kapolri menekankan masyarakat yang sudah melalui proses vaksin harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari.

"Selanjutnya, bagi masyarakat yang telah melaksanakan vaksin maupun yang masih dalam proses, saya mengingatkan tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan," kata Sigit dalam keterangan tertulis.

Selain itu, keduanya meninjau penanganan Covid-19 ke Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, salah satu daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 pasca-Lebaran.

"Pos PPKM Mikro memiliki peran yang sangat penting dalam menekan laju perkembangan Covid-19. Perkuat kembali fungsi pos PPKM Mikro terutama dalam upaya 5M dan 3T," kata Sigit, Kamis (10/6).

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, jumlah kasus kumulatif positif Covid-19 di Lamongan mencapai 2.904 kasus. Sebanyak 2.675 dinyatakan sembuh, 176 meninggal dunia dan 53 lainnya merupakan kasus aktif atau masih dirawat.

Sebelum mengunjungi Lamongan Panglima TNI dan Kapolri bersama Kepala BNBP Letjen Garnip Warsito juga meninjau penanganan Covid-19 di Kediri, Jatim.

(khr/frd/hyg/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK