Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Timur Rus Suharto mengatakan tidak ada pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) yang dipindahkan dari hotel seiring kebijakan pemerintah pusat menghentikan pembiayaan.
Rus yang juga pejabat pembuat komitmen Hotel Isolasi OTG dan Nakes DSP BNPB menjelaskan sejak jauh hari, pihaknya telah memberi tahu kepada pengelola hotel terkait hal ini. Hotel diminta tidak menerima pasien Covid-19, yang jika menjalani isolasi akan melebihi 8 Juni, sebagai batas waktu meninggalkan hotel.
"OTG enggak ada (dipindah) karena kan kita sudah memberitahukan jauh-jauh hari. Kita 20 Mei, itu kan jaraknya 20 Mei sampai 7 [Juni] aja sudah berapa hari, melebihi kapasitas OTG yang wajar. Kalau untuk pertambahan kan, 14 hari," kata Rus saat dihubungi, Kamis (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Bidang Penanganan Darurat BNPB, Dody Ruswandi membenarkan soal penghentian pembiayaan hotel, penginapan, dan wisma untuk isolasi.
Namun, kata dia, penghentian pembiayaan itu hanya bersifat sementara.
"Iya, sementara karena nunggu anggaran, lagi diproses di Dirjen Anggaran, tapi nanti kalau keluar didukung lagi," kata Doddy kepada wartawan, Selasa (8/6).
Doddy mengatakan selama ini memang hotel-hotel yang menjadi lokasi karantina di Ibu Kota dibiayai menggunakan anggaran BNPB. Namun, untuk sementara ini, kata dia, BNPB kehabisan dana untuk membiayai hotel-hotel karantina tersebut.
"Selama ini kan pake anggaran BNPB, cuma kita kehabisan kemarin, jadi kita rapat, kita bilang coba sampai 15 Juni kita tunggu dulu, setelah itu, mungkin ditanggung Pemda dulu," jelas dia.
Imbas penghentian itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menambah tempat isolasi terkendali untuk pasien positif Covid-19. Kini jadi ada 29 tempat isolasi dari sebelumnya hanya ada tiga lokasi.