Rumah sakit (RS) di Surabaya yang menutup sementara layanan IGD-nya bertambah menjadi 14 RS per Senin (5/7). Penambahan tersebut muncul setelah RS Husada Utama (RSHU) Surabaya juga tak mampu lagi membuka layanan IGD.
Dirut RSHU, dr Didi Dewanto mengatakan pihaknya sudah tak sanggup lagi menerima pasien Covid-19, karena kapasitas IGD yang telah penuh. Selain itu, sebanyak 50 orang tenaga kesehatan dan pegawai di RS itu juga positif terkonfirmasi Covid-19.
"Banyak antrean pasien yang masih berat kondisinya di IGD. Ada 6 pasien antre di IGD. Sehingga [IGD ditutup] untuk menghindari antrean dan paparan," kata Didi saat dikonfirmasi, Senin (5/7)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga dokter yang terpapar. Sangat banyak. Ada 50-an perawat dan pegawai yang terpapar," katanya.
Dengan kondisi itu, upaya menambah bed perawatan pun akan menjadi hal tak mungkin. Sebab pelayanan tak akan berjalan optimal dan justru akan sangat berisiko bagi nakes dan pasien.
Didi mengatakan IGD di RSHU akan tutup hingga waktu yang belum ditentukan. Pihaknya akan menunggu dan mempersiapkan sistem agar antrean pasien di IGD bisa segera terurai.
Terpisah, Pemerintah Kota Surabaya bakal segera mengoperasikan rumah sakit darurat Covid-19 atau Rumah Sakit Lapangan di Lapangan Tembak, Kedung Cowek. Persiapan RS ini telah mencapai 50 persen.
RS lapangan ini akan digunakan setelah beberapa hari ini Pemkot Surabaya melakukan sejumlah persiapan. RS ini dibuka menyusul sejumlah RS di Surabaya telah mengalami overload.
"Sekarang sudah 90 Persen persiapannya, dan terus kami kebut," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Senin (5/7).
Seluruh fasilitas di RS Lapangan Tembak ini juga telah disiapkan. Termasuk tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas merawat pasien Covid-19. Begitu juga alur sirkulasi udara serta instalasi air, semua dipastikan dapat digunakan.
Kapasitas RS Lapangan Tembak Kedung Cowek, kata Eri, bisa menampung hingga 500 pasien. Perawatan akan ditujukan bagi mereka yang mengalami gejala ringan.
Menurutnya RS Lapangan Tembak ini akan memberikan sedikit relaksasi bagi tempat isolasi pasien Covid-19 bergejala ringan seperti di Hotel Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
"Di Hotel Asrama Haji itu sudah ada 700 yang antri. Kalau nanti sudah dibuka, maka kami ambil yang parah dulu, kalau OTG di Asrama haji dan di rumah," ucapnya.
Terkini, kondisi RS Lapangan Tembak masih dilakukan perampungan proses pengerjaan pada beberapa bagian. Pemkot Surabaya, berjanji akan mempercepat mempersiapkan.
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini, pun turut meninjau RS Lapangan Tembak itu. Ia mengaku bersyukur karena Surabaya bakal punya tempat baru untuk isolasi.
Meski begitu, ia berharap RS ini tidak dipakai, karena ia ingin kasus Covid-19 di Surabaya semakin landai, sehingga tidak membutuhkan lagi rumah sakit lapangan.
"Alhamdulillah, tapi mudah-mudahan enggak terpakai," kata Risma.
Ia menilai, RS Lapangan Tembak itu sudah cukup layak untuk merawat pasien. Sebab, kondisi RS di Surabaya sekarang sudah tidak memungkinkan.
"Ini yang paling relevan karena kalau di tengah kota, kadang warga juga menolak. Nah, kalau di sini kan jauh dari mana-mana dan jauh dari perumahan warga," pungkas dia.
(frd/ain)