Pakar Sarankan Penyintas Covid-19 Divaksin usai Negatif
Sejumlah epidemiolog menyarankan pemerintah meniadakan aturan vaksinasi Covid-19 minimal tiga bulan setelah penyintas dinyatakan negatif Virus Corona.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan berdasarkan studi diketahui bahwa titer atau kekuatan imunitas penyintas Covid-19 bisa 10 kali lipat lebih tinggi jika langsung disuntik dengan vaksin mRNA (misalnya, vaksin Pfizer dan Moderna).
"Ada studi di mana bahwa diperlihatkan manfaat yang lebih besar, walaupun ini studinya messenger RNA (mRNA), bahwa ternyata orang yang penyintas diberi vaksin itu antibodinya 10 kali lebih meningkat," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Rabu (14/7).
Dicky menjelaskan imunitas yang dimiliki penyintas Covid-19 tidak sekuat ketika mereka mendapat proteksi lebih dari vaksinasi. Penyintas masih rentan terpapar kembali, apalagi kini beredar varian-varian baru termasuk Delta yang disebut lebih cepat menular.
Menurut Dicky, imunitas penyintas yang tercipta karena sempat terpapar Covid justru akan perlahan menurun. Imunitas yang tercipta usai penyuntikan vaksin pada tiga bulan setelah negatif tidak akan sekuat jika langsung divaksinasi sesudah sembuh.
Kandidat PhD itu mengatakan juga banyak studi yang membuktikan bahwa penyintas Covid-19 yang setidaknya sudah sembuh dua pekan aman diberikan dosis pertama vaksin.
"Ini lah kenapa sekarang harus diubah, kecuali kita memang karena terbatas vaksinnya. Tapi kalau dalam efektivitas pelaksanaan, enggak usah riweuh lah, jadi tidak produktif," kata Dicky.
Adapun studi terkait penggunaan vaksin mRNA dan penyintas yang dimaksudkan Dicky tersebut adalah hasil kajian tim peneliti dari universitas di California, Amerika Serikat, yang dipublikasi salah satunya lewat situs yang dioperasikan Cold Spring Harbor Laboratory, biorxiv.org.
Berdasarkan abstrak laporan penelitian yang CNNIndonesia.com akses, tim peneliti yang sebagian besar berasal dari Universitas California Irvine melakukan penelitian antara April 2020-Maret 2021 terhadap lebih dari 8 ribu spesimen darah sebelum dan setelah pelaksanaan vaksinasi mRNA masif di Orange County.
Peneliti menemukan bahwa penyintas bisa mendapatkan kekuatan imunitas lebih kuat pascavaksinasi dibandingkan mereka yang belum terinfeksi.
Untuk diketahui, terdapat setidaknya dua vaksin mRNA yang digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia, yakni Moderna dan Pfizer. Vaksin ini disuntikkan ke bagian atas otot tangan dan bekerja di dalam sel imun.
Buka halaman berikutnya..