Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan mobilitas warga di Tol Pasteur, Bandung, Jawa Barat turun selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Secara perlahan penyekatan akan dikendurkan jika memang kelak kasus covid-19 sudah landai.
"Dilaporkan tadi bahwa terjadi penurunan terkait mobilitas masyarakat yang melintas dari Pasteur minggu pertama turun kurang lebih 23 persen dan minggu kedua kurang lebih 20 persen. Perlahan-lahan kegiatan ini akan kami kendurkan. Sehingga, masyarakat bisa kembali beraktivitas," jelasnya, kepada wartawan, Kamis (15/7).
Menurutnya penyekatan yang dilakukan membuat masyarakat tidak nyaman, tapi ini semua kita lakukan untuk menjaga keselamatan bersama.
Menurutnya, banyak masyarakat yang kini telah patuh dan menaati penerapan PPKM Darurat.
"Sekali lagi saya terima kasih kepada masyarakat terkait pemahaman dan kepatuhannya terhadap peraturan PPKM Darurat, angkanya terus berkurang mohon untuk dipertahankan," ucap dia.
"Terkait dengan polemik di lapangan juga hampir tak ada karena masyarakat sangat paham karena hal ini," tambahnya lagi.
Hal ini dibuktikan dengan penurunan mobilitas warga di Tol Pasteur, Jawa Barat, yang ia pantau.
Polri dalam beberapa waktu terakhir masih terus menambah titik penyekatan dari Lampung hingga Bali. Tercatat pada Kamis (15/7), ada 1.038 titik yang telah dibangun oleh kepolisian.
Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Rudi Antariksawan menyebut 86 lokasi penyekatan tersebar di jalan tol, lalu tujuh lokasi penyekatan di pelabuhan, dan 945 lokasi penyekatan di jalan non tol.
Dari data yang diterima, penyekatan paling banyak dilakukan di Jawa Barat (Jabar), yakni sebanyak 353 titik. Penyekatan itu terdiri dari 21 titik di jalan tol dan 332 lokasi di jalan non tol.
Terpisah, Polda Sumut mencatat penurunan mobilitas masyarakat sekitar 22 persen selama tiga hari pelaksanaan PPKM Darurat di Kota Medan.
![]() |
"Kita mencatat adanya penurunan mobilisasi masyarakat selama tiga hari penerapan PPKM Darurat," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, Kamis (15/7).
Hadi mengungkapkan kendaraan yang melintas pada 13 Juli 2021 tercatat sebanyak 26.495. Pada 14 Juli 2021, terjadi penurunan menjadi 20.561 (turun 22,39 persen).
"Turunnya jumlah kendaraan karena dilakukan sosialisasi masif dan humanis oleh TNI, Polri, Sat Pol PP dan Satgas. Selain itu juga dilakukan penyekatan di sejumlah ruas jalan baik dari luar kota maupun dalam Kota Medan Sehingga mobilisasi masyarakat berkurang," ungkapnya.
Penyekatan itu dilakukan di 31 titik ruas jalan baik yang dari luar Kota maupun dalam Kota Medan. Masyarakat yang bisa melintas di pos penyekatan yakni sektor esensial dan kritikal dengan kriteria yang sudah ditentukan
"Penyekatan ruas dilaksanakan dari pukul 07.00 WIB hingga Pukul 00.00 WIB. Tujuannya agar masyarakat yang tidak mempunyai kepentingan mendesak untuk tetap berada di rumah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19," pungkasnya.
Catatan Redaksi: Judul artikel ini diubah pada Jumat (16/7) dari semula berjudul "Kapolri Bakal Kendurkan Perlahan Pembatasan Mobilitas Warga".
(mjo/fnr/arh)