Meski sudah mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 pascalibur Idul Fitri 2021, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku "agak terkejut" dengan lonjakan kasus Covid-19 akibat Virus Corona varian Delta.
"Kita sudah antisipasi sesudah lebaran akan naik, tapi kecepatannya jauh lebih tinggi karena adanya penyebaran varian Delta yang sangat cepat," dalam wawancara bersama CNN Indonesia TV yang disiarkan Senin (19/7).
"Laju penularan [Covid-19] dari Wuhan itu sekitar 1, kalo [varian] Alpha dari Inggris 3-4, ini (varian Delta) 7-8. Jadi laju penularan Delta ini memang naiknya 3-4 kali dari Alpha, dan mungkin bisa 7-8 kali lebih tinggi dari yang pertama kita kena di first wave. Itu sebenarnya agak mengejutkan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :WAWANCARA EKSKLUSIF Cerita Dokter Faheem Younus Hadapi Pandemi dan Saran Bagi RI |
Namun demikian, ia meyakini dengan disiplin menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan, varian virus apapun bisa teratasi dengan baik.
Ia pun mengatakan kapasitas pemeriksaan yang dilakukan setiap harinya sudah mengalami peningkatan signifikan semenjak libur panjang lebaran, walau belum sesuai harapan.
Sebelum lebaran, pemeriksaan hanya mencapai 50-60 ribu spesimen per hari. Sementara saat ini pemeriksaan sudah tembus hingga 150 ribu spesimen per hari.
"Saya melihatnya masih kurang. Karena patokannya dari positivity rate. WHO bilang 1 per seribu per minggu. Tapi dengan catatan positivity rate-nya 5 persen," tuturnya.
Dengan kondisi positivity rate atau tingkat positivitas mencapai lebih dari 30 persen di beberapa daerah, Budi mengatakan pemeriksaan setidaknya harus mencapai 15 orang per seribu penduduk per minggu.
Sebelumnya, rekor kasus harian positif covid-19 tercatat pada Kamis (15/7) dengan 56.757 kasus ditemukan dalam 24 jam. Sementara kasus meninggal terakhir dicatat hari ini dengan 1.338 orang.
Menurut data statistik Worldometer, Indonesia mencatat kasus harian Covid-19 dan kasus meninggal tertinggi di dunia. Indonesia pun menempati posisi pertama negara dengan jumlah kasus mingguan terbanyak dalam sepekan ke belakang.