SUARA ARUS BAWAH

Dilema Warga PPKM Level 4: Penting tapi Serbasalah-Serbasusah

CNN Indonesia
Kamis, 22 Jul 2021 16:25 WIB
Masyarakat punya sikap beragam soal perpanjangan PPKM. Kalangan nakes merasa penting demi kestabilan pelayanan RS, di sisi lain menjerit karena himpitan ekonomi.
Ekonomi rakyat jadi yang paling terdampak PPKM. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Dinilai Percuma

Di tempat lain, Obay (43), seorang pengemudi ojek daring juga mengatakan keberatan atas perpanjangan PPKM. Menurutnya, kebijakan itu percuma. Ia melihat masih banyak warga yang bekeliaran di luar. Tapi di sisi lain kebijakan tersebut juga membuat beberapa pihak kesulitan, termasuk dirinya.

"Tetep aja lah rame jalanan. Kalau ditutup juga ekonomi enggak bisa," ucap dia.

Obay (43), pengemudi ojek daring asal Depok.Obay (43), pengemudi ojek daring asal Depok. (CNN Indonesia/Yulia Adiningsih)

Obay bercerita selama PPKM, jumlah penumpang yang diantar berkurang. Sebab selama PPKM, beberapa titik jalanan disekat. Sehingga, untuk mengantar satu penumpang menjadi lebih lama karena harus mencari jalan alternatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Susah akses jalannya banyak yang ditutup. jadi muter-muter yang seharusnya lebih cepet jalurnya jadi muter. Pengaruh ke bensin boros, penghasilan berkurang juga karena jadi banyak ngabisin waktu di jalan dan besin," jelas dia.

Setuju diperpanjang

Berbeda dengan Obay dan Endang, seorang juru parkir di mini market Jagakarsa, Jakarta Selatan bernama Partiman (63) mengaku setuju perpanjangan PPKM diperpanjang. Ia merasa tak punya pilihan lain karena kasus covid-19 masih tinggi.

"Enggak apa-apa deh diperpanjang biar dipercepat dulu (pengurangannya). Sekarang kan enggak di Jakarta, enggak di Jabar, di Bogor itu sangat banyak yang sakit covid-19 kalau liat di berita TV," ucap dia.

Partiman (63), juri parkit di sebuah mini market di Jakarta Selatan.Partiman (63), juri parkit di sebuah mini market di Jakarta Selatan (Foto: CNN Indonesia/Yulia Adiningsih)

Bantuan Pemerintah

Pemerintah menyiapkan berbagai bantuan sosial (bansos) untuk meringankan beban masyarakat di tengah pandemi covid-19, khususnya di tengah penerapan PPKM level 4.

Pertama adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dalam tiga bulan sekaligus pada Juli 2021. Dana yang dianggarkan untuk PKH sebesar Rp28,31 triliun pada 2021.

Dalam aturannya, pemerintah menyalurkan bantuan PKH sesuai dengan indeks bantuan atau kebutuhan. Sebagai contoh, keluarga yang memiliki usia dini dan ibu hamil, dana yang diberikan sebesar Rp3 juta.

Lalu, keluarga yang memiliki anak yang sedang duduk di SD mendapatkan Rp900 ribu, pendidikan anak SMP Rp1,5 juta, pendidikan anak SMA Rp2 juta, serta penyandang disabilitas dan lansia Rp2,4 juta.

Pemerintah juga memperpanjang diskon listrik untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA. Insentif ini berlaku sampai September 2021. Diskon ini akan diberikan untuk 32,6 juta pelanggan PT PLN (Persero). Mereka diberikan diskon 50 persen.

Sementara, pelanggan 900 VA mendapatkan diskon 25 persen dari tagihan. Jumlah diskon yang diberikan turun dari sebelumnya yang mencapai 50 persen.

Bantuan yang diberikan juga berupa bantuan sosial tunai (BST) Rp300 ribu per bulan untuk masing-masing penerima. Bantuan ini merupakan program bansos yang sempat dihentikan pada April 2021 lalu.

Bansos akan diberikan kepada 10 juta penerima. Pemerintah akan menyalurkan BST periode Mei dan Juni 2021 secara sekaligus pada Juli 2021, sehingga masing-masing penerima mendapatkan Rp600 ribu.

Pemerintah juga akan menyalurkan kartu sembako untuk 18,8 juta penerima. Bantuan yang diberikan sebesar Rp200 ribu per bulan kepada penerima.

Selain itu bantuan juga berupa beras 10 kg untuk 18,8 juta penerima kartu sembako dan BLT subsidi gaji.

Berbagai bantuan ini diharapkan bisa tepat sasaran sehingga bisa meringankan beban warga di masa pendemi ini. Sejumlah pihak menyatakan, tanpa bantuan untuk rakyat, pembatasan kegiatan warga akan sia-sia.

(ain/yla/ain)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER