Detik-detik Mencekam Istana Jelang Gus Dur Lengser

CNN Indonesia
Jumat, 23 Jul 2021 16:30 WIB
Para Putri Gus Dur menceritakan suasana mencekam di Istana Kepresidenan jelang dan saat pemakzulan Presiden Abdurrahman Wahid 20 tahun lalu.
Gus Dur didampingi putrinya, Yenny Wahid saat menyapa pendukungnya di luar istana. (AFP/OKA BUDHI)

Terkait pemakzulan Gus Dur, hal yang paling ditakutkan Alissa adalah kemungkinan terburuk bakal terjadi yakni bentrokan berdarah. Pasalnya pendukung Gus Dur masih banyak saat itu berkumpul di depan Istana.

Alissa sendiri sempat berfikir saat itu, terkadang apapun harus dilakukan. "Bagi Gus Dur demi idealisme, bagi kami demi cinta," ujarnya.

Alissa saat itu juga sempat bertanya pada Gus Dur soal kenapa masih terus bertahan meski banyak yang sudah menekannya Saat itu Gus Dur hanya menjawab, bahwa siapapun yang jadi Presiden akan mengalami hal berat semacam ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika akhirnya Gus Dur lengser, Alissa mengaku sempat sangat marah dalam waktu yang lama. Alasannya, Gus Dur selama ini tak pernah berjuang untuk dirinya sendiri namun dituding mencari keuntungan pribadi seperti di kasus Bulog gate dan Brunei gate. Kasus yang tak pernah terbukti hingga kini

"Gus Dur tidak pernah, mencari keuntungan pribadi. Terbukti sampai akhir hayat beliau, saya sering cerita. Beliau utang minta uang pegangan sehari-hari ke saya. Itu sudah sangat membuktikan itu," ujarnya.

Putri Gus Dur yang lain Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid atau Yenny Wahid mengatakan Gus Dur juga marah saat itu. Bukan soal ia tak lagi jadi Presiden, namun pada tindakan yang dinilainya inkonstitusional.

Sementara Anita Wahid juga mengaku marah dan kecewa.

"Bapak itu dijahati orang sudah sering dari masa Orba sudah dijahati orang. Tapi Bapak sering belain, banyak orang yang percaya," katanya.

Saat Gus Dur dijatuhkan, yang membela Gus Dur makin sedikit. Mereka yang dulu dianggap teman oleh Gus Dur, sekarang seperti bersikap seperti bukan lagi kawan.

"Itu sebenarnya memperlihatkan ke saya, dunia politik dan kekuasaan, enggak pernah ada yang abadi," katanya.

Sementara Inayah mengatakan, justru usai Gus Dur dimakzulkan ada semacam perasaan ikhlas.

"Jadi begitu udah dilengserin, rasanya sudah. Kami ingat betul nonton televisi ketika ada yang dilantik (menggantikan Gus Dur), sambil makan nasi Padang membeli di seberang (Istana). Kebetulan teman saya lagi ngurus surat-surat di Istana, kami berdua makan es krim dan nonton ramai-ramai, dan itu tidak setegang waktu dilengserin," kata Inayah.

(thr/sur)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER