Kementerian Kesehatan memperluas akses telemedisin atau layanan telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh untuk pasien terinfeksi virus corona yang memilih untuk isoman.
Layanan telemedisin yang sebelumnya hanya dapat diakses di Jabodetabek itu, kini mulai diperluas di sejumlah kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Adapun layanan telemedisin ini memiliki fasilitas konsultasi dokter hingga pengiriman obat.
"Selain Jabodetabek, kini penggunaan layanan telemedisin ini diperluas lagi, antara lain Karawang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kota Denpasar," tulis Kemenkes dikutip dari situs resmi, Jumat (23/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengingatkan efek jangka panjang dari pemberian Azithromycin sebagai obat terapi pada pasien terpapar virus corona dengan gejala ringan.
Zubairi menilai pemberian Azithromycin dengan pemberian dosis tidak tepat bisa menimbulkan efek jangka panjang. Ia menyebut, Azithromycin sejatinya digunakan untuk pasien yang dengan kecurigaan ko-infeksi dan mikroorganisme maupun bakteri, sementara covid-19 merupakan virus dan bukan bakteri.
Inisiator riset vaksin Nusantara sekaligus mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto meyakini bahwa vaksin dengan metode sel dendritik buatannya akan mampu mengakhiri pandemi virus corona (covid-19) di Indonesia.
Terawan optimistis lantaran menurutnya pengembangan vaksin dengan teknologi sel dendritik tengah menjadi perbincangan dunia. Terawan sebelumnya juga mengatakan, sel dendritik dipilihnya sebagai metode pembuatan vaksin cobid-19 usai berkaca pada kejadian SARS di China 2002 silam.
Namun demikian, Tim Hoax Buster Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menjadikan klaim vaksin Nusantara yang telah mendapatkan pengakuan dunia untuk mengakhiri pandemi virus corona (Covid-19) sebagai kategori yang menyesatkan.
Kemenkes per Jumat (23/7) Pukul 12.00 WIB mencatat sebanyak 43.717.254 orang telah menerima suntikan dosis vaksin virus corona. Sementara baru 17.154.145 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Itu artinya, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang baru menyentuh 20,99 persen untuk suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 8,23 persen.
(khr/fra)