6 Bulan Disuntik Sinovac, Jokowi Belum Terima Vaksin Booster
Istana Kepresidenan menyatakan Presiden RI Joko Widodo sejauh ini belum direncanakan akan menerima dosis ketiga vaksin Covid-19 setelah kemarin, Selasa (27/7), Jokowi tercatat sudah enam bulan menerima dosis kedua vaksin Sinovac.
Hal itu jadi sorotan mengingat sebuah penelitian mengungkap bahwa efek Sinovac bisa memudar dalam enam bulan.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyampaikan ia telah mengecek ke tim dokter Istana. Menurutnya, belum ada rencana penyuntikan vaksin dosis ketiga untuk Jokowi.
"Belum. Sepertinya belum ada rencana itu," kata Heru lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/7).
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga menyampaikan hal sama. Ia mengatakan vaksinasi dosis ketiga untuk Jokowi dan para menteri kemungkinan baru dilakukan tahun depan setelah melihat perkembangan selanjutnya.
Nadia menjelaskan tak ada rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) soal booster bagi penerima vaksin Sinovac. Namun, ada rencana untuk penyuntikan kembali pada 12 bulan setelah vaksinasi dosis kedua.
"Untuk tahun depan kita lihat lagi perkembangannya," jawab Nadia kepada CNNIndonesia.com saat ditanya kemungkinan penyuntikan vaksin dosis ketiga untuk Jokowi dan sejumlah pejabat.
Sebelumnya, sebuah penelitian di China menyebut efek vaksin Sinovac memudar enam bulan pascavaksinasi dosis kedua. Penelitian itu belum ditinjau pembanding atau peer reviewed.
Dalam studi itu, ada dua kelompok sampel yang diteliti. Hanya terdapat 16,9 persen dan 35,2 persen responden yang masih terdeteksi memiliki antibodi setelah enam bulan vaksinasi dosis kedua. Peneliti menyarankan suntikan dosis ketiga vaksin Sinovac.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan setiap vaksin memberikan antibodi yang berbeda-beda. Ia menyebut bisa saja dilakukan vaksinasi tahap lanjut jika antibodi penerima vaksin memudar.
"Bila ditemui kondisi antibodinya tidak mencukupi lagi untuk memberikan efek perlindungan individual maka perlu dilakukan vaksinasi lagi atau yang disebut booster," kata Wiku kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
Meskipun demikian, pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menyuntikkan vaksin dosis ketiga bagi para tenaga kesehatan (nakes). Nakes diketahui sebagai bagian dari program vaksinasi tahap I. Penyuntikan vaksin dosis pertama terhadap mereka dimulai setelah Jokowi disuntik pada pertengahan Januari 2021.
Adapun vaksin dosis ketiga yang disuntikkan kepada Nakes adalah yang berbasis mRNA produksi Moderna. Penyuntikan booster itu telah dilakukan untuk para tenaga kesehatan sejak 16 Juli lalu.
Vaksin mRNA mengandung komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu. Hal tersebut bertujuan agar vaksin tersebut dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.
Sederhananya, jenis vaksin mRNA itu adalah yang seperti diproduksi Moderna dan Pfizer-Biontech. Dua merek vaksin seperti yang juga dipakai pemerintah Indonesia dalam program vaksinasi gotong royong dan gratis itu pun dikembangkan institusi RI yakni di Universitas Indonesia (UI).
(dhf, yla/kid)