Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan sejauh ini pemerintah belum memutuskan golongan masyarakat non-tenaga kesehatan (nakes) yang akan menjadi penerima vaksin virus corona (Covid-19) asal perusahaan farmasi Amerika Serikat, Moderna.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memastikan sebanyak 4.500.160 dosis vaksin Moderna yang sudah tiba di Indonesia dalam dua kali kedatangan itu akan diprioritaskan untuk booster alias vaksin ketiga bagi para nakes di seluruh Indonesia terlebih dahulu.
"Belum diputuskan sasaran Moderna. Vaksin dosis tiga pakai Moderna saat ini khusus untuk nakes," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia menjelaskan bahwa alur pemberian vaksin Moderna akan didahulukan untuk nakes secara keseluruhan terlebih dahulu, baru kemudian opsi Moderna untuk golongan non-nakes apabila vaksin masih tersedia.
Adapun jumlah nakes yang menjadi prioritas vaksin sebanyak 1.468.764 orang. Kemenkes juga mencatat masih ada 16.179 nakes yang belum menerima dosis kedua vaksin covid per data Kamis (29/7) pukul 09.00 WIB. Itu artinya masih ada sisa sekitar 3 juta dosis vaksin Moderna untuk sasaran non-nakes.
Adapun perihal rumor mengenai dugaan pemengaruh (influencer) yang mendapat jatah suntikan vaksinasi Covid-19 dosis tiga atau booster, Nadia mengaku pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, dugaan peristiwa tersebut terjadi di Jakarta.
"Jadi tuntas nakes dulu, tapi kita juga siapkan untuk nakes yang masih tertunda dosis kedua, ataupun yang masih baru dosis satu, tapi dia positif covid-19. Soal dugaan influencer ini sedang ditanyakan ke DKI," kata dia.
Sebagai informasi, Pemerintah RI pada 9 Juli lalu telah mengumumkan bakal menggunakan vaksin Moderna dalam rencana booster vaksin terhadap nakes. Kemenkes juga sudah memulai penyuntikan dosis vaksin ketiga kepada sejumlah nakes di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Jumat (16/7) lalu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut keputusan untuk menggunakan booster Moderna tersebut sesuai penelitian Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Vaksin berteknologi mRNA itu juga sudah mendapat lampu hijau izin penggunaan darurat (EUA) BPOM pada 2 Juli 2021. Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan efikasi alias kemanjuran vaksin Moderna mencapai 94 persen untuk kalangan usia di atas 18 hingga 65 tahun. Sementara efikasi untuk lansia alias 65 tahun ke atas mencapai 86,4 persen.
Penny juga menyebut menurut data penelitian, vaksin Moderna masih manjur melawan mutasi virus SARS-CoV-2 varian B117 Alfa, B1351 Beta, dan P1 Gamma. Sementara untuk varian B1617 Delta masih belum dilaporkan bukti terkini.
Tak hanya itu, vaksin Moderna menurutnya memiliki kelebihan yang cocok digunakan bagi warga Indonesia yang memiliki komorbid alias penyakit penyerta. Dalam uji klinis fase tiga, vaksin Moderna terbukti cukup bagus untuk masyarakat yang menderita penyakit paru-paru Kronis, jantung, obesitas, diabetes, liver, hingga HIV.
(khr/kid)