Bupati Sleman, DI Yogyakarta, Kustini Sri Purnomo menyatakan pihaknya menyiapkan bantuan berupa beasiswa pendidikan khusus untuk anak yang orangtuanya meninggal akibat terinfeksi Covid-19.
Kustini menilai pendidikan berpengaruh besar menambah kecakapan dalam perkembangan kehidupan manusia. Pendidikan baginya merupakan sarana vital bagi mobilitas vertikal masyarakat.
"Kita ingin pastikan anak-anak tersebut tetap dapat mengeyam bangku pendidikan. Makanya kita fasilitasi bantuan pendidikan dari mulai SD sampai SMA/SMK," jelas Kustini melalui keterangan resminya, Selasa (10/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A2PKB) Sleman, jumlah anak yang menjadi yatim piatu, yatim dan piatu karena Covid-19 mencapai 113 orang.
Sementara yang memperoleh bantuan pendidikan ini saat ini sebanyak 27 anak. Mereka terdaftar sebagai anak yatim atau piatu dari keluarga miskin atau rentan miskin di Dinas Sosial Kabupaten Sleman.
Ia tak menutup kemungkinan angka anak-anak yang ditinggalkan orang tua karena meninggal Covid masih bisa bertambah, karena penyebaran virus yang masih terjadi. Namun, Pemkab Sleman tetap mengupayakan agar bantuan tersebut segera tersalurkan ke calon penerima manfaat.
Kustini menerangkan bantuan pendidikan tersebut rencananya diberikan melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Mereka yang belum terdata, disarankan segera mengajukan ke Dinas Sosial dan kemudian diverifikasi.
Adapun nominal bantuan pendidikan ini maksimal Rp5 juta setiap anak per tahunnya. Pemkab juga akan menggelontorkan bantuan sosial sebesar Rp200 ribu selama enam bulan untuk anak-anak tersebut.
"Selain bantuan pendidikan, anak yatim piatu juga akan mendapatkan bantuan sosial dari JPS juga sebesar Rp200 ribu. Nanti bisa diregulerkan juga bantuan tersebut sesuai dengan kondisi keluarganya," terang Kustini.
Oleh karenanya, Kustini meminta Dinas Sosial bergerak cepat melakukan verifikasi data anak-anak di Sleman yang menjadi yatim piatu karena Covid-19 supaya segera bisa difasilitasi.
"Pemberian bantuan pendidikan ini bukan saja menjaga akses pendidikan bagi anak. Tetapi juga menyelamatkan satu generasi di masa mendatang," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Erlina Hidayati Sumardi menyebut, pihaknya mencatat ada sekitar 150 anak se-DIY berstatus yatim piatu karena kehilangan orangtuanya akibat terpapar Covid-19.
"Sekitar 150 (anak) ada, yang sudah ada by name dan by address-nya. Itu statusnya anak-anak yang orangtuanya terpapar Covid dan meninggal. Ada yang yatim piatu, ada yang salah satu (orang tua meninggal)," kata Erlina saat dihubungi, Rabu (4/8) lalu.
Menurut Erlina, angka tersebut masih berpotensi membengkak seiring berjalannya proses pendataan dan pandemi yang belum terlihat ujungnya.
Selain itu pihaknya masih melalukan kroscek yakni dengan mencocokan data yang dikumpulkan DP3AP2 DIY lewat jajaran di kabupaten/kota dan dari lembaga lain seperti Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Muhammadiyah, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
DP3AP2 DIY memastikan bantuan atau dukungan diberikan kepada mereka yang terdampak demi terselamatkannya masa depan masing-masing anak. Berupa pendampingan terhadap anak, pemberian dukungan psikologis, pemenuhan kebutuhan kesehatan, kemudahan akses melanjutkan pendidikan, dan lain sebagainya.
(kum/kid)