Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang (IKM), Andre Rosiade menjawab pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut Sumatera Barat (Sumbar) telah berbeda dari yang ia kenal.
Andre mengatakan masyarakat Sumbar sangat mencintai NKRI dan selalu mengedepankan semangat gotong royong dan nilai Pancasila.
"Saya ingin menyampaikan kepada Bu Mega bahwa kami masyarakat Sumatera Barat, masyarakat Minang adalah masyarakat yang sangat mencintai NKRI. Kedua masyarakat yang sangat mengedepankan semangat gotong-royong dan nilai Pancasila," kata Andre kepada wartawan, Jumat (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andre mengatakan warga Sumbar tak pernah meninggalkan semangat gotong royong sampai hari ini. Ia pun mencontohkan warga sumbar masih mengirim bantuan kepada daerah yang dilanda bencana alam.
"Setiap bencana alam di Indonesia masyarakat Minang bergotong royong mengirimkan ton-ton rendang ke berbagai provinsi yang tertimpa bencana alam," ujarnya.
Lebih lanjut, anggota DPR dari daerah pemilihan Sumbar itu menegaskan warga Sumbar sangat menghormati para pemimpin. Menurutnya, warga Sumbar akan menyambut meriah jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Tanah Minang.
"Pak Jokowi kalau datang ke Sumatera Barat pasti kami sambut dengan meriah. Bahkan berapa bulan yang lalu Abah, Kiai Ma'ruf datang ke Sumatera Barat meresmikan pasar di Kota Pariaman juga beliau disambut sangat meriah dan antusias," katanya.
Sebelumnya, Megawati menyebut Sumbar telah berbeda dari yang ia kenal. Ia pernah mempertanyakan kegelisahannya ini kepada Ahmad Syafii Maarif, tokoh Muhammadiyah sekaligus anggota Dewan Pengarah BPIP kelahiran Sumbar.
Megawati mengatakan pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, Sumbar melahirkan banyak tokoh nasional. Namun kini, menurutnya, tokoh-tokoh Sumbar tak sepopuler dahulu.
Selain itu, Megawati menyebut dahulu sangat merasakan naluri gotong-royong dan nuansa tradisi keislaman yang kental di Sumbar. Ia juga memuji tokoh adat Sumbar yang memiliki kepemimpinan khas masing-masing.
Presiden ke-5 RI itu pun heran saat dirinya dan puterinya, Ketua DPR Puan Maharani pernah menjadi sasaran perundungan. Padahal, sepengetahuan Mega, di Sumatera Barat terdapat konsep Bundo Kanduang atau pemimpin wanita di Minangkabau.
"Di BPIP saya sebagai Ketua Dewan Pengarah, itu ada Buya Syafii, saya suka bertanya sama beliau, mengapa Sumatera Barat yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda?" kata Mega dalam Webinar Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa di kanal Youtube Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP, Kamis (12/8).
Perolehan suara PDIP di Sumbar dalam beberapa periode Pemilu selalu berada pada posisi buncit. Partai banteng itu kesulitan meraup dukungan dari rakyat Sumbar. Pada Pemilu periode 2004-2009 misalnya, PDIP sama sekali tidak mendapatkan kursi di DPRD Sumbar.
Sementara, meski menjadi pemenang Pemilu 2014, PDIP hanya mendapat satu kursi di DPRD Sumbar. Pada periode berikutnya, 2019, dari dua daerah pemilihan (Dapil) di Sumbar suara yang berhasil PDIP dapatkan kurang dari 100.000.
(fra/tim/fra)