Mabes Polri meminta agar jajarannya tak terlalu responsif dalam menindak para pengkritik pemerintah, termasuk soal mural kritis yang menyindir Presiden Jokowi di jalanan yang sedang menjamur.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan Presiden Jokowi tak mau ada penindakan hukum terhadap pendapat-pendapat kritis.
"Bapak Presiden tidak berkenan bila kami (polisi) responsif terhadap hal-hal seperti itu," kata Agus kepada wartawan, Kamis (18/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah memiliki banyak aturan yang ditujukan kepada jajaran dalam menindaklanjuti perkara-perkara yang berkaitan dengan kritik terhadap pemerintah dan presiden.
Sebagai pucuk pimpinan reserse di kepolisian, Agus mengatakan bahwa konten-konten satire semacam itu tak perlu ditanggapi secara terlalu reaktif, apalagi sampai diproses hukum. Ia meminta agar masyarakat mengajukan komplain jika ada tindakan polisi yang dinilai membungkam kritik.
"Arahan Kapolri, Kabareskrim, Dirtipidsiber kepada jajaran selalu kami ingatkan, termasuk ini kan juga menjadi sarana itu. Komplain saja kalau masih dilakukan," jelasnya.
Jenderal bintang tiga itu mengingatkan, penerapan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektrononik (ITE) kini memiliki beberapa turunan. Polisi harus memperhatikan implementasinya.
Hanya saja, dia memastikan bahwa polisi bakal menindak warga yang memproduksi konten yang berpotensi memecah belah persatuan. Terkait konten ini, penindakan hukum merujuk pada Surat Edaran Kapolri dan SKB Pedoman Implementasi UU ITE yang ditandatangani oleh Menkominfo, Jaksa Agung dan Kapolri.
"Kritis terhadap pemerintah saya rasa enggak ada persoalan. Namun kalau fitnah, memecah belah persatuan dan kesatuan, intoleran ya pasti kami tangani," cetusnya.
Dalam beberapa hari terakhir, kepolisian menuai kritik lantaran dinilai cenderung reaktif dalam menangani mural-mural satire yang dibuat masyarakat. Sejumlah karya itu dihapus dan pembuatnya diburu.
Salah satunya, gambar wajah Presiden Jokowi yang disertai tulisan 404: Not Found yang dituliskan menutupi mata gambar itu. Pembuat mural ini dicari polisi.
Kemudian, seorang pria di Tuban juga ditangkap polisi karena mempromosikan baju dengan desain yang mirip dengan mural itu. Namun, pria yang berprofesi sebagai tukang sablon itu tak diproses hukum setelah meminta maaf.
Jokowi selama menjabat, kerap menyatakan bahwa dirinya tak alergi dengan kritik yang dilontarkan dengan berbagai cara. Terbaru, dia mengatakan hal itu dalam pidato di Sidang Tahunan MPR RI.
Menurut mantan Wali Kota Solo itu, kritik penting bagi kinerja pemerintah.
"Saya juga menyadari, begitu banyak kritikan kepada pemerintah, terutama terhadap hal-hal yang belum bisa kita selesaikan. Kritik yang membangun itu sangat penting," kata Jokowi dalam pidatonya dalam rangka HUT RI ke-76, Senin (16/8).
(tfk/wis)