Sedangkan tantangan kedua yang dihadapi, lanjutnya, ialah terkait runway light atau cahaya pemandu pendaratan yang tidak menyala, itu tantangan berikutnya.
"Kemudian pesawat mendarat, aman," imbuh Indan.
Dia menjelaskan, proses evakuasi awalnya didesain tidak berlangsung lama hanya sekitar 30 menit sampai satu jam. Namun ternyata, proses evakuasi memakan waktu sampai dua jam. Setelah itu, pesawat akhirnya kembali ke Islamabad dan lanjut pulang ke Indonesia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait warga negara Afghanistan yang dikabarkan banyak berebut ingin ikut naik pesawat asing agar bisa keluar, Indan mengaku pihaknya tidak menghadapi situasi seperti itu.
Menurutnya, saat ini situasi di Afghanistan sudah relatif lebih terkendali.
"Itu situasi di beberapa hari sebelumnya, kalau saya dapat report dari kru kita situasi sudah relatif terkendali sehingga tidak terjadi hal yang seperti digambar kemarin itu. Semuanya bisa berjalan dengan lancar," tuturnya.
Sebanyak 33 orang berhasil dievakuasi Pemerintah Republik Indonesia dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara dari Afghanistan.
Mereka yang dievakuasi sudah tiba di Indonesia Sabtu (21/8) dini hari di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengucapkan rasa syukurnya setelah evakuasi ini berjalan lancar. Retno menyebut rencana evakuasi telah dirancang dan disiapkan dengan matang dan hati-hati juga low key selama beberapa hari. Retno menilai sifat "low key" diperlukan karena dinamika lapangan yang sangat tinggi dan situasi yang "sangat cair".
Retno menyebut 26 WNI tersebut terdiri dari 16 staf KBRI Kabul dan 10 WNI non staf KBRI. Sementara tujuh WNA yang turut dibantu pemerintah Indonesia untuk keluar dari negara tersebut terdiri dari lima warga negara Filipina dan dua warga negara Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.
(mth/eks)