Nasir menjelaskan bahwa gerakan organisasi ini dilakukan untuk mendirikan negara Islam. Menurutnya, hal tersebut dilakukan juga dengan berbagai cara termasuk propaganda-propaganda anti pemerintah.
"Karena bagi mereka, menegakkan negara islam itu adalah wajib," ucapnya.
Dia menganggap, saat ini JI tengah berada di tengah euforia perebutan pemerintah Afghanistan ke tangan Taliban. Pasalnya, menurut JI, Taliban merupakan role model yang memiliki visi dan misi serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah perlu mewaspadai gerakan-gerakan senyap yang dilakukan oleh JI di tengah perebutan kekuaasan di Afghanistan itu.
"Mereka meniru, bagaimana Taliban bisa berhasil. Karena Taliban selama 20 tahun setelah jatuhnya tahun 2001 itu melakukan penggalangan masyarakat. Sehingga sebagian rakyat itu berpihak ke Taliban," kata Nasir.
Nasir menjelaskan, JI selama ini turut membangun badan-badan tersembunyi untuk melakukan analisis terhadap kegiatan ataupun gerakan politik yang berkembang di Indonesia.
Hal itu, kata dia, nantinya akan juga dimanfaatkan untuk mencapai keinginannya yakni mendirikan negara Islam.
"Ketika masyarakat meyakini bahwa perjuangan Taliban adalah perjuangan Islam dan juga kemenangan Islam, nah itu berarti sudah masuk membuka dia untuk direkrut selanjutnya," tandasnya.
(mjo/sur)