Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengusulkan agar pemerintah mulai memikirkan booster atau suntikan ketiga vaksin kepada masyarakat umum. Usulan booster merujuk tingkat efikasi vaksin yang digunakan di Indonesia cukup rendah.
CNNIndonesia.com, merangkum dinamika perkembangan Covid-19 selama 24 jam terakhir. Selama kurun waktu tersebut, perkembangan kasus masih didominasi oleh percepatan vaksin yang terus dilakukan pemerintah. Berikut rangkumannya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap tujuh provinsi dengan angka testing terendah. Sejumlah provinsi itu tak bisa memenuhi standar testing menurut WHO, dengan 1:1.000 penduduk per pekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuh provinsi tersebut masing-masing yakni, provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, NTB, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
Lihat Juga :![]() Update Corona 26 Agustus Positif Covid-19 Naik 16.899 Orang, Kematian Tembus 130 Ribu |
"Penurunan kasus sangat berhubungan dengan jumlah orang yang diperiksa, sehingga kami selalu mendorong provinsi/kabupaten/kota untuk terus meningkatkan testing di wilayahnya masing-masing," kata Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengevaluasi percepatan vaksinasi menyusul pengakuan sejumlah pejabat yang mengaku kepada Presiden Joko Widodo telah disuntik vaksin ketiga alias booster.
Menkes Budi Gunadi Sadikin disebut telah menggandeng pada auditor untuk mengevaluasi agar vaksinasi harus tetap sasaran. Upaya itu dilakukan sebab mestinya booster vaksin saat ini hanya digunakan untuk tenaga kesehatan.
Sejumlah pejabat yang mengaku telah disuntik booster vaksin antara lain, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor. Hal itu terungkap dalam lawatan Jokowi ke Kalimantan Timur saat meninjau perkembangan Ibu Kota Baru.
IDI mengusulkan pemerintah memikirkan skenario untuk memberikan booster vaksin ke masyarakat umum, jika target herd immunity tidak tercapai.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI Slamet Budiarto menjelaskan, pencapaian herd immunity akan sangat bergantung pada efikasi vaksin dan jumlah warga yang divaksin. Dengan tingkat efikasi vaksin di Indonesia yang rendah, booster vaksin kepada masyarakat akan sangat menentukan.
"Sementara kita vaksin Sinovac (efikasinya) adalah 70 persen. Artinya 86 persen jumlah penduduk harus dilakukan vaksinasi," tutur Slamet.
Kemenkes mengumumkan, hingga saat ini kasus positif telah turun hingga 34 persen sejak terjadi puncak kasus pada Juli lalu. Di sisi lain, Kemenkes menyebut tingkat kesembuhan justru naik hingga 35 persen.
Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menduga penurunan kasus seiring angka testing yang naik. Hingga pekan lalu, Nadia menyebut angka testing RI masih di atas standar WHO mencapai 2.54:1.000 penduduk.
"Penurunan kasus signifikan terutama terjadi di Provinsi Papua Barat, Maluku dan Jawa Tengah dengan persentase penurunan kasus tertinggi dibandingkan pekan sebelumnya," kata Nadia.