Wamenkes: Positif dan Kematian Anak Meningkat Jelang PTM

CNN Indonesia
Senin, 30 Agu 2021 14:13 WIB
Hingga 30 Agustus, kasus positif Covid-19 pada anak meningkat 2 persen, sementara kematian pada anak naik 0,68 persen.
Suasana isolasi mandiri di Panti Asuhan St Fransiskus Asisi, Depok, Jawa Barat, Jumat (22/1/2021). (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan ada peningkatan tren kasus positif dan kasus kematian akibat Covid-19 pada anak jelang penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Dante menjelaskan berdasarkan data yang dihimpunnya hingga 30 Agustus, ada peningkatan kasus positif pada anak hingga 2 persen, sementara kasus kematian pada anak juga meningkat meski kecil yaitu 0,68 persen.

"Tren kasus konfirmasi dan kematian pada anak meningkat seiring dengan lonjakan kasus kematian pada dewasa," jelas Dante dalam webinar bersama KPAI, Senin (30/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, rasio kasus kematian Covid-19 pada anak mengalami peningkatan dari sebelumnya 0,33 persen pada periode Juni-Juli 2021, menjadi 0,68 persen pada Agustus.

Kenaikan kasus kematian pada anak tak setinggi pada kasus kematian dewasa hingga 6,45 persen. Namun kasus positif pada anak bisa menjadi pemicu klaster keluarga dan berakibat kasus kematian pada orang dewasa lansia atau komorbid.

"Walaupun kasus kematian pada anak tidak terlalu tinggi, tapi anak ini jadi penyumbang kasus klaster primer di dalam keluarga. Di dalam keluarga ada kakek nenek, dan tertular sehingga yang meninggal bukan anaknya tapi orang dewasa dengan komorbid," ucap Dante.

Dia juga ikut menyinggung soal risiko infeksi Covid-19 pada anak di sekolah. Penerapan PTM dinilai harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan dan upaya pencegahan penularan melalui vaksinasi Covid-19.

Dante juga menyarankan ada skrining Covid-19 berkala di sekolah untuk memastikan anak-anak serta tenaga pendidik tidak terpapar Covid-19.

"Metode pembelajaran bisa jadi risiko peningkatan kasus klaster baru. Karena itu salah satu faktor penting bukan pada saat kita melakukan evaluasi awal, tapi skrining berkala," katanya.

"Jadi seyogyanya anak-anak diperiksa berkala sehingga anak sekolah tersebut tidak menjadi klaster," sambung Dante.

Vaksinasi Anak Rendah

Selain ada tren kenaikan kasus positif dan kematian pada anak, Dante juga mengakui capaian vaksinasi Covid-19 pada anak masih rendah.

Menurut data Kemenkes pada 30 Agustus 2021. Sasaran vaksinasi pada anak sebanyak 26.705.490 anak usia 12-18 tahun di Indonesia. Menurut data yang sama, 2.623.907 (9,82 persen) anak yang mendapat vaksinasi dosis pertama.

"Tapi itu pun capaiannya tidak merata. Beberapa kota besar seperti DKI Jakarta dan Bali yang tercatat capaian vaksinasi Covid-19 pada anak tinggi di atas 50 persen," tutur Dante.

Pihaknya pun mengusulkan untuk melakukan percepatan vaksinasi anak di daerah, meski vaksinasi Covid-19 tak menjadi syarat bagi penerapan PTM.

"Vaksinasi Covid-19 untuk usia 12-17 tahun menjadi mandatory kita untuk melindungi anak-anak usia sekolah sekaligus orang dewasa," tuturnya.

Sementara itu, KPAI mencatat setidaknya ada 79,5 persen sekolah dari survei pada 42 sekolah di seluruh Indonesia sudah siap melaksanakan PTM.

Beberapa faktor yang jadi penilaian KPAI pada sekolah tersebut di antaranya kesiapan sarana prasarana untuk disiplin protokol kesehatan, dan kesiapan bahan ajar.

Meski fasilitas penunjang protokol kesehatan sudah siap, KPAI menyoroti capaian vaksinasi anak yang masih rendah. Padahal vaksin jadi cara pencegahan Covid-19 yang ampuh.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyatakan bahwa vaksinasi murid tak menjadi salah satu kriteria untuk menggelar PTM di tengah pandemi Covid-19.

Semua wilayah yang menerapkan PPKM Level 1-3 dan melaksanakan vaksinasi pada guru bisa mengusulkan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Infografis Skema Uji Coba Sekolah Tatap MukaInfografis Skema Uji Coba Sekolah Tatap Muka. (CNN Indonesia/Fajrian)

(mln/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER