Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tengah dirawat di rumah sakit darurat Covid-19 atau Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, Jawa Timur, disebut memiliki nilai CT value rendah ekstrem. Bahkan jelang pekan kedua perawatan.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan RSLI, dr Fauqa Arinil Aulia, mengatakan para PMI itu kebanyakan mengalami asimtomatik hingga gejala ringan.
"Sebagian besar gejala ringan dan asimtomatik," kata Fauqa, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asimtomatik sendiri adalah suatu kondisi penyakit yang sudah positif diderita, tetapi tidak memberikan gejala klinis apapun terhadap orang tersebut.
Fauqa menerangkan para PMI tersebut memiliki nilai CT value rendah dan baru tiba dari perjalanan internasional, maka ada hal-hal yang perlu diwaspadai. Salah satunya, kata dia, ialah kecurigaan varian Covid-19 baru
Kewaspadaan ini, kata Fauq, juga sesuai dengan dengan surat edaran Satgas Penanganan Covid-19 tentang rujukan untuk pengurutan genom secara keseluruhan (whole genome sequencing).
Untuk itu pihaknya juga sudah mengirimkan sejumlah sampel dari tes usap PCR para PMI itu ke Tropical Disease Center Universitas Airlangga (Unair) guna diteliti lebih lanjut.
"Sama seperti SE Satgas yang lalu waktu outbreak nya varian Delta beberapa bulan lalu, ciri2nya sama, CT value dibawah 25, pelaku perjalanan internasional, outbreaknya cepat," ucapnya.
Selama menunggu hasil penelitian lanjutan, Fauqa mengatakan para PMI dengan nilai CT value rendah ini tengah dirawat di RSLI. Mereka, lanjutnya, dikelompokkan bersama PMI lainnya.
"RSLI membedakan PMI sendiri ruangannya. Dibedakan dengan pasien umum/reguler," ucapnya.
Pembedaan ruang perawatan ini, kata dia, untuk memudahkan pengawasan antara pasien yang dirujuk karena sehabis dari perjalanan internasional, dengan pasien umum atau lokal.
"Dibedakan ya karena riwayat perjalanannya, untuk memudahkan pemetaan. Kalau pasien lokal ya memang sesama pasien lokal," ujar dia.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 9 SEPTEMBER Rangkuman Covid: Gejala Aneh di Jatim hingga Booster Pejabat |
Sebelumnya, Tim Medis di rumah sakit darurat Covid-19 Surabaya, atau Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), menemukan fenomena aneh dari sejumlah pasien yang tengah dirawat di sana. Mereka merupakan pasien dari kelompok Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang ke Jawa Timur.
Penanggungjawab RSLI, Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi mengatakan salah seorang pasien itu menunjukkan hasil CT Value yang sangat rendah, berada di angka 1,8. Dikhawatirkan hal itu merupakan tanda-tanda infeksi Covid-19 mutasi baru.
"Karena kami menemukan nilai CT value 1,8 pada satu pasien," kata Samsulhadi, Rabu (8/9).
Usai menemukan hasil yang rendah, tim pun mengulang tes usap PCR ke pasien tersebut hingga 12 hari yang bersangkutan dirawat, namun CT value-nya masih tetap menunjukkan angka 1,8.
Tak hanya pada satu orang, Samsulhadi menyebut hasil CT value yang rendah juga ditemukan di sejumlah pasien PMI lain. Angka CT Value yang rendah itu terus bertahan bahkan hingga hari ke 10 mereka dirawat.
"Setelah diulang, ternyata nilainya memang masih 1,8. Juga beberapa pasien PMI yang sudah 10 hari dirawat, tapi nilai CT Value-nya masih dibawah 15," ucap dia.
Menurut Samsulhadi, ini merupakan fenomena baru sekaligus hal aneh yang ditemukan pihaknya. Sejumlah dokter di RSLI pun terus bekerja untuk menindaklanjutinya.
"Ini fenomena baru dan masih kami tindak lanjuti. Karena fenomena yang aneh," ujarnya.
(frd/kid)