Gibran Ancam Cabut Izin PTM Sekolah yang Langgar Prokes
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku masih menemukan banyak pelanggaran protokol kesehatan (prokes) saat pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo. Ia mengancam akan mencabut rekomendasi PTM di sekolah yang berulang kali kedapatan melanggar prokes.
Gibran mengaku hampir setiap pagi melakukan inspeksi mendadak (sidak) secara acak di sekolah-sekolah untuk memastikan sekolah menerapkan prokes dengan benar.
"Hampir setiap hari sebelum berangkat saya mampir ke sekolah-sekolah dulu. Itu mendadak dan tanpa pemberitahuan. Karena saya bener-bener pengen ngecek, gurunya pakai masker nggak, muridnya bener-bener dibatasi ndak," katanya saat berbincang dengan awak media di Balai Tawang Arum, Balai Kota Solo, Selasa (14/9).
Hampir setiap hari pula Gibran menemukan pelanggaran prokes di sekolah yang menyelenggarakan PTM. Menurutnya, kebanyakan pelanggaran terjadi karena guru atau murid melepas masker saat pelajaran berlangsung.
"Itu bukan saat makan ya. Jadi waktu pelajaran di kelas," katanya.
Sidak yang dilakukan Gibran kebanyakan menyasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Lembaga pendidikan anak usia prasekolah itu mendapat perhatian khusus karena peserta didiknya belum bisa mendapatkan vaksin.
"Adik-adik ini yang riskan. Ada yang ketat, ada beberapa yang nggak pakai masker," katanya.
Dari hasil sidak tersebut, Gibran masih menemukan banyak pelanggaran. Salah satunya didapat beberapa hari yang lalu di salah satu SMP di Solo. Ia menemukan tiga guru dan satu murid tidak mengenakan masker saat pelajaran di kelas.
Pelanggaran di SMP tersebut bukan satu-satunya. Ia mengatakan hampir setiap hari mendapati sekolah yang melanggar prokes saat PTM. Sayangnya ia enggan menyebut jumlah pelanggaran yang terjadi.
"Nggak usah disebut. Yang jelas sudah ditegur kepala dinas (pendidikan)," katanya.
Ia mengancam akan mencabut izin PTM untuk sekolah-sekolah yang berulang kali melanggar prokes. Menurutnya, kepatuhan sekolah dalam melaksanakan prokes sangat menentukan kelanjutan PTM di Kota Bengawan.
"Kalau mengulang lagi ya nggak usah PTM aja. Semua tergantung gurunya, bukan tergantung saya," katanya.
Ia menambahkan, pendidikan dapat ditempuh dengan cara PTM maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah akan memberi perlakuan yang sama bagi murid yang mengikuti PTM maupun PJJ.
"Kalau anaknya niat belajar, PTM atau PJJ pasti ilmu yang diserap sama. Tergantung pengawasan orang tua dan anaknya sendiri. Tapi kalau saya sangat pro dan mendukung PTM," katanya.
(syd/ain)