Pikiran Frid pun tak karuan menunggu hasil seleksi PPPK guru 2021. Hanya dengan masuk sebagai tenaga PPPK, ia berharap ekonomi keluarganya bisa terangkat meski sedikit.
Bayang-bayang seleksi PPPK pada pertengahan September lalu juga masih membayangi Frid. Pasalnya dia merasa belum cukup menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi yang terbilang mendadak tersebut.
"Waktu dan tempat tes itu ganti-ganti, jadi kami sambil persiapan sambil memantau informasi, telat juga informasi pelaksanaan tesnya sampai ke kami," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik Frid maupun Ahmad sama-sama berharap bisa lolos sebagai PPPK Guru 2021.
Frid mengaku sempat kalut saat tahu Kemendikbudristek menambah nilai afirmasi untuk honorer K2. Ia berharap dengan peningkatan nilai afirmasi untuk sejawat honorer tersebut tak bakal menggugurkan rekan honorer yang lain.
"Harapan saya satu, semoga bisa lolos PPPK Guru 2021, semoga BKN dan Mas Nadiem bisa adil dalam memberikan penilaian para tenaga honorer," kata Frid.
Sementara Ahmad, meminta pemerintah pusat bisa meloloskan dirinya serta ribuan tenaga honorer K2 lainnya yang sudah berusia sepuh. Sebabnya, tenaga pendidik ini sudah kesulitan jika harus mengikuti tes kembali tahun depan.
"Saya berharap diloloskan saja kami yang sepuh-sepuh ini menjadi PPPK guru, karena apa, pengabdian kami sudah lama, dan di usia kami sudah sulit untuk mengikuti tes kembali," tuturnya.
(mln/arh)