Polisi tak menemukan indikasi pembunuhan terhadap pria berinisial IS saat live TikTok di daerah Jatinegara, Jakarta Timur.
Indikasi aksi pembunuhan ini diungkapkan oleh pengacara IS, Dosma Roha Sijabat yang menyebut ada sejumlah kejanggalan dalam video ketika live di ruangan lokasi kejadian.
"Kalau menurut alat bukti, berupa saksi yang mengetahui, itu dari 11 orang belum mengarah ke pembunuhan, jadi arahnya pada gantung diri," kata Kanit Reskrim Polsek Jatinegara AKP Tri Sambodo saat dikonfirmasi, Kamis (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tri juga menyampaikan bahwa terkait dugaan pembunuhan ini penyidik belum mengantongi dua alat bukti. Sehingga, polisi belum bisa menyimpulkan bahwa korban tewas karena dibunuh.
"Terkait dengan pembunuhan, polisi belum mengantongi dua alat bukti. Terkait kasus pembunuhan berencana katanya, kalau berencana siapa yang merencanakan membunuh, belum ada indikasi," tuturnya.
Di sisi lain, Tri mengungkapkan bahwa pihaknya menduga ada kandungan obat HIV dari minuman korban. Minuman itu diketahui diminum korban sebelum melakukan bunuh diri.
"Minuman itu yang diduga dicampur obat HIV. Karena obat itu juga ditemukan di TKP," ujarnya.
Minuman tersebut, kata Tri, saat ini sedang diuji di laboratorium untuk memastikan apa kandungan di dalamnya. Selain itu, handphone milik korban juga telah diserahkan ke laboratorium forensik untuk dilakukan pendalaman.
"Handphone tujuannya mengetahui percakapan pada saat terakhir sebelum dia meninggal telepon siapa saja masuk nanti kita sesuaikan keterangannya," ucap Tri.
Sebelumnya, IS ditemukan tewas di rumah susun di daerah Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur pada Kamis (2/9) lalu.
Mulanya, kematian IS disebut sebagai aksi bunuh diri. Bahkan, diketahui aksi bunuh diri itu disiarkan secara langsung lewat aplikasi TikTok.
Namun, pengacara IS, Dosma Roha Sijabat menyampaikan bahwa korban diduga dibunuh lantaran ada sejumlah kejanggalan dalam video ketika live di ruangan lokasi kejadian. Dosma juga mengklaim bahwa terdapat saksi yang melihat ada orang selain korban di ruangan saat kejadian.
"Kejanggalan itu, walaupun di 15 detik, itu ada janggal juga. Jadi itu [ada] yang narik kaki kiri korban ke samping, bukan ke depan," kata Dosma.
![]() Disclaimer kesehatan mental |