Manggarai, dari Pasar Budak, Revolusi, Hingga Modernisasi

Syakirun Niam | CNN Indonesia
Jumat, 01 Okt 2021 11:08 WIB
Stasiun Manggarai merupakan saksi bisu perubahan zaman. Berusia hitungan abad, kini menjadi stasiun kereta termodern di ibu kota negara.
Stasiun Manggarai, Jakarta memiliki riwayat panjang. Mulai dari pasar budak, saksi penyelamatan Sukarno hingga ditetapkan sebagai cagar budaya (CNN Indonesia/Adi Maulana)

Aksi bentrok dengan tentara Jepang sempat terjadi di Stasiun Jakarta Kota. Namun, setelah mendapat peringatan bahwa Indonesia telah merdeka, para tentara Jepang mengikuti kemauan massa. Setelah direbut, bendera Merah Putih berkibar di Stasiun Jakarta Kota.

Dalam gegap gempita itu, puluhan ribu massa aksi dari pemuda dan buruh kereta api juga berhasil merebut Manggarai. Perebutan ini dilakukan setelah mereka melakukan aksi long march dari Jakarta Kota, Stasiun Gambir, Tanjung Priok, Pasar Senen, dan lainnya.

"Dengan sedikit mendapat perlawanan dari pegawai-pegawai Jepang yang sudah bingung dan bimbang, maka pada jam 1.00 siang selesailah pengoperan kekuasaan dari Jawatan Kereta Api di Jakarta-Kota, Bengkel Manggarai, Depot Jatinegara dan seluruh kota Jakarta," tulis Rudy mengutip buku Kotapradja Djakarta Raja (1956).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misi Penyelamatan Sukarno

Sekutu tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Dilanjut dengan pendudukan tentara di banyak daerah.

Perkelahian di jalanan, penembakan yang dilakukan secara acak, teror, dan perampokan yang dilakukan tentara Belanda membuat bulan-bulan di paruh kedua 1945 menjadi tegang.

Suasana mencekam itu tergambar dalam biografi Sukarno yang ditulis oleh Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat (1965). Sukarno menggambarkan betapa tentara Netherlands Indies Civil Administration (NICA) begitu haus darah.

Mereka menculik pemuda, menghujani rombongan pengantar mayat ke makam dengan senapan mesin, menembak kaki seorang pengendara sepeda, hingga pipi seorang bayi.

"Gerombolan bandit-bandit NICA menyerang sebuah kampung untuk memburu para pemuda," kata Soekarno.

Di beberapa wilayah, keadaan itu terus memburuk. Pertempuran besar meletus di Surabaya. Jelang tahun 1945 berakhir, kondisi di Jakarta juga kian mencekam. Di saat yang bersamaan, aparat keamanan Indonesia belum kuat.

Indonesian President Achmed Sukarno (1902-70) poses with his family, his wife, their son Guntur and daughter Megawati at their home shortly after he was elected president in 1945. Sukarno was Indonesia's first president (1945-66) when Indonesia was granted independence in 1945.  / AFP PHOTOFoto: AFP PHOTO
Indonesian President Achmed Sukarno (1902-70) poses with his family, his wife, their son Guntur and daughter Megawati at their home shortly after he was elected president in 1945. Sukarno was Indonesia's first president (1945-66) when Indonesia was granted independence in 1945. / AFP PHOTO

Tentara Belanda berniat menangkap Sukarno dan telah menyiapkan berbagai jebakan. Proklamator itu hidup bersembunyi, tidur secara berpindah-pindah dan mengungsikan istri dan anaknya, Fatmawati serta Guntur.

"Dalam pada itu keadaan di Jakarta sudah begitu gawat sehingga aku tidak bisa lebih lama lagi tinggal di situ," kata Sukarno.

Sukarno memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota ke Yogyakarta. Aksi ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi melalui rel kereta di belakang rumah Bung Karno di Pegangsaan Timur.

Pada satu malam, mereka menyelinap ke salah satu gerbong gelap yang dipisah dari rangkaian kereta lain. Persiapan rahasia dilakukan di Balai Yasa atau Bengkel Kereta Api di Manggarai.

Gerbong itu lolos dari pemeriksaan tentara sekutu. Sukarno dan sejawatnya menggunakan rangkaian kereta yang pernah digunakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Rangkaian ini tersimpan di Bengkel Manggarai.

"Dan begitulah, di malam gelap tanpa bulan tanggal 4 Januari 1946 kami membawa bayi Republik Indonesia ke ibukotanya yang baru, Yogyakarta," tutur Soekarno.

Stasiun Manggarai kini tampak menjadi stasiun paling modern di ibu kota setelah selesainya proses revitalisasi di sana. (CNN Indonesia/Adi Maulana)Stasiun Manggarai kini tampak menjadi stasiun paling modern di ibu kota proses revitalisasi dilakukan (CNN Indonesia/Adi Maulana)

Jadi Cagar Budaya dan Stasiun Modern

Setelah melintasi berbagai peristiwa sejarah, Stasiun Manggarai kemudian ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya.

Hal ini merujuk pada SK Gubernur No. 475 Th. 1993, 29 Maret 1993; Minister of Tourism No. 011/M/1999, 12 Januari 1999; SK Menbudpar No: PM.13/PW.007/MKP/05, 25 April 2005.

Meskipun dulu Manggarai dikenal sebagai pasar budak, kini wilayah itu memiliki stasiun terbesar di Jakarta dengan jalur kereta nyaris sebanyak di Jakarta Kota.

Tidak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta pada masa Gubernur Fauzi Bowo pernah merencanakan pemindahan stasiun antar kota dari stasiun Jakarta Kota, Gambir, dan Senen ke Manggarai. Meski belum terwujud, saat ini Manggarai telah menjadi stasiun modern.

Di balik tembok tua stasiun Manggarai, ratusan kereta listrik melintasi jalur-jalur se Jabodetabek saban hari.

Saat saya melintas pada Rabu malam (29/9/2021), cahaya megah terpancar dari balik bangunan tua stasiun dan menaungi pekerja Ibu Kota yang hendak pulang.

Rangkaian kereta listrik juga sudah bisa melintasi elevated track atau jalur layang yang menjadi rute Jakarta-Bogor.

(bmw)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER