AJI Kecam Polisi Cap Hoaks Kasus Pencabulan di Luwu Timur
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengecam tindakan Polres Luwu Timur, Sulsel yang melabeli hoaks pada berita Project Multatuli soal pemerkosaan tiga anak oleh ayahnya. Laporan tersebut terbit pada Rabu (6/10) dan direspon Polres Luwu Timur pada hari yang sama.
"Mengecam Polres Luwu Timur yang memberikan cap hoaks terhadap berita yang terkonfirmasi," ujar Ketua AJI Indonesia, Sasmito dalam keterangannya pada Kamis (7/10).
CNNIndonesia.com saat ini masih berusaha mengklarifikasi persoalan terkait ke pihak Polres Luwu Timur untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Sasmito mengungkapkan bahwa pelabelan hoaks terhadap berita yang telah terkonfirmasi dapat merusak kepercayaan masyarakat pada produk jurnalistik profesional.
AJI mendesak Polres Luwu Timur untuk segera mencabut cap hoaks terhadap berita tersebut dan meminta maaf secara terbuka. Menurut Sasmito, tindakan Polres Luwu Timur tersebut mengarah pada upaya pembungkaman pers.
"Tindakan memberi cap hoaks secara serampangan terhadap berita merupakan pelecehan yang dapat dikategorikan sebagai kekerasan terhadap jurnalis," tutur Sasmito.
Berita yang diterbitkan Project Multatuli telah melalui proses investigasi terhadap pihak terkait, termasuk Polres Luwu Timur.
Berita tersebut mengangkat soal Lydia (nama samaran) yang melaporkan suaminya, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), ke Polres Luwu Timur atas dugaan pemerkosaan terhadap ketiga anaknya yang masih berumur di bawah 10 tahun.
Namun, Polres Luwu Timur menutup kasus tersebut dengan mengabaikan bukti foto yang disampaikan Lydia hingga menuduh Lydia memiliki gangguan kesehatan mental.
Usai ramai dibicarakan di media sosial, Mabes Polri mengatakan penyelidikan kasus dugaan pencabulan oleh seorang bapak terhadap tiga anaknya di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan belum final.
Kasus bisa masih dapat dibuka kembali apabila ada bukti baru.
"Ini tidak final. Apabila memang ditemukan bukti-bukti baru maka penyidikan bisa dilakukan kembali," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Kamis (7/10).