Massa Aksi di Polda DIY Tuntut Polisi 'Smackdown' Diadili

CNN Indonesia
Jumat, 15 Okt 2021 19:37 WIB
Massa aksi menuntut polisi yang membanting mahasiswa ala smackdown diadili agar aparat tidak mengulang kekerasan yang sama.
Massa yang menggelar demo di Polda DIY menuntut polisi pembanting Fariz dipecat dan diadili, Sleman, DIY, Jumat (15/10/2021). (CNN Indonesia/Tunggul Damarjati)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Massa dari berbagai elemen masyarakat menggelar demo di depan Polda DIY, Sleman, Jumat (15/10). Mereka menuntut polisi yang membanting Muhammad Fariz, mahasiswa UIN SMH, Banten, diproses hukum.

Puluhan pengunjuk rasa terpantau mendatangi lokasi sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka yang terdiri dari mahasiswa UGM, UIN, Amikom, aliansi Mahasiswa Papua, dan elemen masyarakat sipil ini datang membawa beberapa spanduk. Satu di antaranya bertuliskan 'Polisi Penindas Demokrasi #RIP#LawanFasisme'.

Massa juga menyanyikan yel-yel terkait aksi mereka kali ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mana di mana, Sila Nomor 2. Sila Nomor 2 Diinjak-injak Polri. Katanya mengayomi, katanya melayani. Tapi nyatanya diinjak-injak Polri," gema nyanyian para pengunjuk rasa.

Rizaldi, selaku koordinator aksi menuturkan, aksi ini terselenggara secara spontan menyikapi tindakan brutal aparat terhadap Fariz yang ikut berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Tangerang, Rabu (13/10) lalu.

"Tujuannya, memberikan warning untuk tidak bertindak secara represif terus menerus. Karena ini adalah serangkaian aksi represif polisi yang terjadi beberapa tahun terakhir," kata Rizaldi di lokasi aksi.

Mengutip laporan KontraS, kata Rizaldi, ada sekitar 800 tindakan represif aparat terhadap sipil yang tidak sesuai prosedur.

"Untuk tuntutan terkait kejadian Tangerang, adili dan pecat pelaku kekerasan terhadap Fariz," tegasnya.

Bagi pihaknya, permintaan maaf dari pelaku pembantingan Fariz tidak cukup. Menurutnya, kekerasan aparat yang dihadapi masyarakat sudah bersifat akumulatif.

"Permintaan maaf enggak cukup, menyatakan maaf, lalu Fariznya bilang enggak apa-apa, kami pikir itu enggak cukup. Karena kita melihat ada yang salah dengan pendidikan-pendidikan kepolisian yang sekarang, berhubung dengan menghadapi sipil itu sendiri," ujarnya.

"Sikap tegas kami adalah menuntut pemecatan anggota kepolisian itu sebagai pelajaran untuk anggota-anggota polisi juga tidak bersikap arogan terhadap sipil," sambungnya.

Pihaknya berharap aparat mampu bersikap lebih humanis, meski diyakininya aksi kali ini juga belum akan mampu menggugah nurani kepolisian.

"Kami pikir akan ada aksi-aksi selanjutnya untuk terus mengingatkan tindakan represif mereka yang menghalangi kemajuan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Hingga petang, massa masih terpantau berada di depan Polda DIY. Aksi sendiri berjalan kondusif disertai pengawalan petugas untuk pengaturan lalu lintas.

Fariz menjadi korban brutalitas aparat kepolisian yang membubarkan aksi di Tangerang. Dalam video yang beredar, Fariz dibanting ala smackdown oleh polisi berinisial NP saat aksi dibubarkan.

Setelah video itu jadi perbincangan, polisi baru bersikap. Brigadir Polisi berinisial NP yang membanting mahasiswa itu kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada korban secara terbuka di Polresta Tangerang.

Sempat dikabarkan membaik, Fariz saat ini menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami sakit di bagian leher hingga kepala.

(kum/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER