Massa Calon Pekerja Migran Indonesia menggelar demonstrasi di tengah guyuran hujan, menuntut agar Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI dapat kembali membuka program antarpemerintah (G to G) ke Korea Selatan.
Tuntutan tersebut disampaikan CPMI melalui aksi demonstrasi yang dilakukan di depan Gedung Kemenaker, Senin (18/8). Ketua Koordinator Aksi, Azis Yurianto mengatakan secara umum pihaknya menuntut kejelasan terkait status penempatan mereka sebagai CPMI.
Pasalnya dikatakan Azis, saat ini mereka sudah menunggu hampir dua tahun namun masih belum ditempatkan ke Korea Selatan dan Taiwan dengan alasan pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak dari kami yang merupakan CPMI dari program G to G Korea Selatan masih belum juga ditempatkan," jelasnya kepada CNNIndonesia.com di lokasi aksi depan Kemenaker, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (18/10).
Azis mengatakan pihaknya mempertanyakan langkah pemerintah yang masih belum membuka kembali penempatan PMI ke Korea Selatan.
Ia menilai dalih pandemi Covid-19 di Indonesia seharusnya tidak dapat dijadikan alasan oleh Kemenaker. Lantaran kondisi pandemi Covid-19 sudah mulai mengalami perbaikan.
Di sisi lain Azis mengatakan, saat ini sudah banyak negara tetangga yang mulai kembali mengirimkan tenaga kerja mereka ke Korea Selatan.
"Kalau kemarin-kemarin alasannya karena pandemi Covid-19 mungkin masih dapat di terima oleh para CPMI. Namun pada saat ini sudah banyak negara yang mulai menempatkan kembali warganya untuk bekerja ke Korea Selatan," tuturnya.
Menurutnya, pemerintah perlu lebih serius untuk mengupayakan kembali pembukaan program G to G ke Korea Selatan.
Ia menuturkan, selama pandemi Covid-19 ini CPMI hanya dilempar-lempar oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Kemenaker tanpa ada kepastian.
Padahal Aziz mengatakan, saat ini ada setidaknya 12 ribu CPMI yang menggantungkan hidupnya pada program pemerintah tersebut.
"Karena yang terdampak dari kebijakan ini bukan hanya para CPMI-nya saja, tapi juga sampai ke keluarga dari setiap CPMI itu sendiri yang menjadi tanggungan hidup mereka," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengaku pihaknya akan kembali menggelar aksi lanjutan dengan eskalasi massa yang lebih banyak apabila tuntutannya tidak kunjung dipenuhi oleh pemerintah.
"Tentu kami bakal lakukan aksi lanjutan apabila pemerintah masih bergeming. Kalau saat ini ada sekitar 5.000 massa aksi, ke depannya bakal kami kerahkan hingga 10.000 massa aksi," katanya.
(tfq/kid)