Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dinilai tetap diperlukan meski kasus sudah menunjukkan penurunan. Namun demikian, penerapannya di lapangan dipertanyakan, terutama terkait mobilitas warga yang kian meningkat yang bisa memicu gelombang ketiga.
PPKM berlevel di Pulau Jawa dan Bali yang diterapkan sejak 19 Oktober bakal berakhir hari ini, Senin (1/11). Sementara, PPKM luar Jawa-Bali baru berakhir pekan depan.
Selama dua pekan terakhir, 19-31 Oktober, tren kasus Covid-19 menunjukkan perkembangan baik; kasus positif kumulatif di Indonesia mencapai 8.974 orang. Angka itu jauh menurun dibandingkan periode 6-18 Oktober yang mencapai 13.774 kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, positivity rate atau rasio kasus warga terpapar virus corona harian mencapai 0,43 persen, menurun dibanding periode 6-18 Oktober dengan angka 0,61 persen.
Kendati demikian, pada periode yang sama jumlah testing juga menjadi 2.049.464 orang, atau menurun dibandingkan periode 6-18 Oktober dengan 2.222.677 orang yang dites.
Selain itu, capaian vaksinasi dalam 13 hari terakhir juga menjadi 22.191.415 dosis, menurun dibandingkan periode 6-18 Oktober dengan 22.573.678 dosis.
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, melihat kondisi tersebut, menurutnya PPKM memang masih dibutuhkan untuk menangani pandemi.
"PPKM itu adalah penjaga, safeguard dari situasi selama pandemi. Sampai kapan? Sampai dianggap pandemi sudah berakhir, atau kita sudah menyepakati batas jumlah atau angka kasus infeksi dan juga kasus kematian yang bisa kita terima, yang disebut fase endemi itu," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/11).
Lihat Juga :UPDATE CORONA 30 OKTOBER Rangkuman Covid: Ratusan Siswa Terpapar Corona, WHO Sorot Kaltara |
Menurut Dicky, selama di Indonesia penyebaran Covid-19 masih berstatus pandemi, maka PPKM tetap diperlukan. Jika ke depan pemerintah merujuk Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menetapkan penyebaran Covid sudah dalam fase endemi, baru pemerintah bisa mencabut kebijakan PPKM.
Ia juga menyoroti data selama PPKM ini juga belum membaik. Menurutnya, selama hal ini belum ada perbaikan, maka PPKM masih harus terus diterapkan.
Salah satu yang mendapat sorotan Dicky yakni soal capaian vaksinasi dua dosis di Indonesia yang masih belum optimal. Merujuk data Kementerian kesehatan, cakupan vaksinasi lengkap di Indonesia baru mencapai 35,44 persen per Minggu (31/10) kemarin.
"Ini yang paling penting cakupan vaksinasi lengkap yang sudah 85 persen setidaknya di negara atau kawasan itu. Itu yang membuat pandemi sudah tidak bisa dipertahankan statusnya. Kalau di Indonesia level pengendalian atau endeminya belum disepakati, PPKM ini menjadi sangat penting. Karena kan 3T, 5M kan terus berlangsung," ujar dia.
Lihat Juga :UPDATE CORONA 31 OKTOBER Jelang PPKM Berakhir, Positif Covid-19 Bertambah 523 Kasus |
"PPKM ini kayak penjaga, meramu semua, menjaga semua dalam konteks kepandemiannya tetap terjalin, terjaga iramanya, kedisiplinannya, kehati-hatiannya," kata Dicky menambahkan.
Bersambung ke halaman berikutnya...