Keluarga Muhammad Ridwan (37) dan Siti Solichah (35), terancam terisolasi dari dunia luar lantaran rumahnya terhalang dinding-dinding yang dibangun oleh para tetangga mereka.
Kini, halaman rumahnya di Rungkut Menaggal, Surabaya, itu sudah dipagari dengan tembok setinggi tiga meter, baik dari depan maupun samping kanan. Sebelumnya, dua sisi itu merupakan jalan akses sehari-hari.
Siti menceritakan hal itu bermula saat tetangga depan rumah mereka meminta izin akan membangun tembok untuk menambah bangunan rumah, pada Rabu (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tembok itu, kata dia, menutupi akses jalan depan rumahnya menuju jalan raya. Saat itu, Siti dan suaminya mengaku tak apa, sebab tanah itu dimiliki tetangganya tersebut.
"Di depan ini, hari Rabu itu, minta izin mau bangun kamar. Saya ya nggak apa-apa, itu tanah mereka," kata Siti, saat ditemui CNNIndonesia.com, Senin (1/11).
Namun, kepada tetangganya itu Siti meminta akses jalan pengganti. Sebab hal itu merupakan bagian dari perjanjian tertulis saat orang tua Siti membeli tanah dan rumah di kawasan tersebut sejak 1980 silam.
"Karena sudah dari dulu ada jalannya. Disanggupi [tetangganya], dan dijanjikan jalannya dipindah," ucapnya.
Kamis (28/10) pembangunan tembok pun dilakukan. Akses depan rumahnya menuju jalan raya yang tadinya terbuka kini tertutup oleh tembok. Sementara, jalan pengganti yang dijanjikan belum terealisasi.
Permasalahan pun dimulai saat tetangga sebelah kanan rumah Siti, tiba-tiba, mempertanyakan pembangunan itu kepadanya. Tetangganya itu heran mengapa Siti membiarkan jalan depan rumahnya, ditutupi oleh bangunan tembok
Tetangganya itu merasa, Siti dan Ridwan semestinya menolak pembangunan tembok itu, dengan alasan, bahwa hal itu sudah menyalahi perjanjian jual beli yang sudah disepakati bertahan-tahun silam.
"Tetangga yang sebelah tanya, dibangun kok diam saja. 'Awakmu kudu memperjuangno jalan ngarep (kamu harus perjuangkan jalan depan)', karena ada surat perjanjian," ujar dia.
Bersambung ke halaman berikutnya...