LIPUTAN KHUSUS

Jamaah Islamiyah Belum Mati, Masih Terus Ditangkapi

Michael Josua | CNN Indonesia
Jumat, 31 Des 2021 09:00 WIB
Meski sudah begitu banyak petinggi yang ditangkap dan dihukum mati, Jamaah Islamiyah masih ada hingga saat ini dan anggotanya terus diburu aparat.
Jamaah Islamiyah menggalang dana secara terstruktur dan berkamuflase dengan kegiatan amal serta sosial (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Inti utama konsep baru tersebut berisi tentang langkah-langkah menjaga keamanan supaya tidak tertangkap atau untuk mempertahankan diri.

Meski demikian, Para Wijayanto tetap mengirim orang-orang ke wilayah konflik di Timur Tengah. Mereka ditempa ilmu militer dan belajar bagaimana meracik bom.

Neo Jamaah Islamiyah juga benar-benar mengandalkan dakwah, bukan kekerasan. Berdasarkan laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) 2017, Para Wijayanto sempat mengeluarkan maklumat berjudul Demonstrasi Damai dan Gerakan Jihad, Mungkinkah Bersanding?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maklumat itu membuat simpatisan JI ikut membanjiri aksi demonstrasi menuntut Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diproses hukum terkait kasus penistaan agama.

Terlepas dari ada tidaknya aksi teror, Densus 88 tetap menangkapi anggota Jamaah Islamiyah. Itu dilakukan karena UU No. 5 tahun 2018 mengatur beberapa unsur tindak pidana terorisme. Mereka yang terafiliasi, menggalang pendanaan ataupun merencanakan teror, bisa ditangkap.

Galang Pendanaan

Sistem keuangan JI saat ini banyak ditopang oleh alokasi dana yang disiapkan dari internal organisasi. Tak seperti dulu yang kerap mencari dana dengan melakukan perampokan. Mereka kini mengembangkan sejumlah modus-modus penghimpunan uang untuk dapat membiayai operasional jaringan. 

Tak hanya menghimpun iuran anggota, jaringan ini telah merambah ke urusan-urusan formil yang memerlukan persetujuan dan perizinan negara. Salah satunya, ialah dengan mendirikan yayasan atau badan amal yang bergerak di bidang kemanusiaan.

Yayasan itu didirikan dengan mengusung gerakan filantropis dengan harapan dapat menarik minat masyarakat, khususnya umat Islam. Beberapa Yayasan misalnya seperti Syam Organizer, Yayasan Baitul Maal Abdurrahman bin Auf (BM ARA), PT Samudera Jasa Amanah (PT SJA), PT Sajira Mahardika, OneCare, Perisai Nusantara, dan sebagainya.

"Orang-orang yang menerima dana itu bermacam-macam kan. Dari mulai yang di dalam negeri untuk operasional organisasinya, kemudian diberikan kepada orang-orang (teroris) yang melarikan diri atau bersembunyi, itu juga ada. Itu dikelola sama wakil-wakilnya, biasanya kalau mereka nyebutnya Tholiah," kata Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar.

Dari informasi yang dihimpun, JI menerima pendanaan hingga Rp20,3 miliar dari sejumlah Yayasan yang didirikannya itu. Rinciannya, Yayasan BM ABA menyalurkan sekitar Rp1,2 miliar ke JI. Uang itu merupakan dana masyarakat yang diterima yayasan sebesar Rp104,8 miliar sejak 2014 hingga 2019.

Kemudian, polisi juga menemukan Rp67 juta dari omzet perusahaan PT SJA ke anggota JI.

Syam Organizer turut menyumbang uang sebesar Rp1,9 miliar ke organisasi teror itu. Namun demikian, penyidik masih menganalisa jumlah uang yang diterima oleh organisasi filantropis itu dari masyarakat.

Perusahaan keempat ialah PT Sajira Mahardika. Mereka diduga menyalurkan Rp70 juta omzetnya ke JI. Selain itu, ada juga 2,5 persen infak pegawai perusahaan itu senilai Rp5 juta yang dikumpulkan dalam lima tahun terakhir diberikan ke JI. Total pengiriman dari infaq sebesar Rp300 juta.

Aset lain yang diberikan ke JI ialah pembelian lahan sebesar Rp16,8 miliar. Namun tak ada rincian lebih lanjut mengenai lokasi lahan itu.

Kemudian, Aswin mengungkapkan, ada dokumen yang menyebut bahwa Syam Organizer menargetkan himpunan dana dari masyarakat sebesar Rp74 miliar sepanjang tahun 2020.

"Terbentuknya lembaga itu adalah bagian dari strategi organisasi. Sehingga, JI menunjuk orang-orang tertentu untuk mendirikan, mengoperasikan," ujar Aswin.

"Nah setelah berdiri, berjalan, di dalamnya itu banyak sekali terlibat orang-orang biasa, common people, orang yang bukan member of JI, bukan. Jadi seperti orang-orang yang tergerak untuk ikut kerja-kerja filantropis," tambahnya.

(bmw/gil)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER