Jaringan Jamaah Islamiyah terutama alumni Afghanistan belum berhenti melakukan aksi teror pengeboman meski tengah diburu kepolisian usai peristiwa Bom Bali I. Setidaknya ada satu peledakan bom setiap tahun yang dilakukan mereka.
Bom mobil di hotel JW Marriott, Jakarta meledak pada 5 Agustus 2003 pada pukul 12.45 dan 12.55 WIB. Bom dalam mobil yang dikemudikan Asmar Latin Sani tersebut membuat 12 orang meninggal dunia dan 150 orang lebih mengalami luka-luka.
Lokasi dipilih karena hotel tersebut identik dengan barat. Banyak pula turis yang menginap di sana. Setelah itu, negara-negara lain meminta warganya untuk menghindari hotel internasional di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hotel JW Marriott lalu ditutup selama lima minggu. Beberapa tahun sesudahnya, hotel yang sama kembali menjadi sasaran peledakan bom.
![]() |
Terjadi pada 9 September 2004. Bom mobil meledak di depan Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta sekitar pukul 10.30 WIB.
Sedikitnya mengakibatkan 9 hingga 11 korban jiwa namun tidak ada warga negara Australia.
Bom bunuh diri meledak di tiga lokasi, yaitu satu di Kuta dan dua di Jimbaran. Sedikitnya 23 orang tewas dan 196 orang luka-luka.
Meski tidak sebesar pada 2002 lalu, Bom Bali II tetap menjadi sorotan internasional. Setahun setelahnya, Dr. Azahari ditangkap karena terlibat dalam dua bom yang meledak di Bali.
![]() |
Hotel JW Marriott kembali menjadi sasaran peledakan bom Jamaah Islamiyah. Kali ini terjadi pada Jumat pagi, 17 Juli 2009.
Hotel Ritz Carlton pun turut menjadi sasaran di hari yang sama.
Sedikitnya 9 orang tewas termasuk dua pelak pengeboman. Sedikitnya 50 orang mengalami luka. Noordin M Top dituding sebagai dalang lalu diburu kepolisian.
Ada beberapa kasus peledakan bom lain yang dilakukan jaringan Jamaah Islamiyah. Namun tidak sebesar sebelumnya. Selain itu, sudah makin banyak anggota Jamaah Islamiyah alumni Afghanistan yang ditangkap, sehingga kekuatan mereka kian melemah.
Usai insaf, Ali Imron menjelaskan bahwa Jamaah Islamiyah memiliki dua misi, yaitu jangka panjang dan pendek. Misi jangka panjang adalah mendirikan negara Islam di Indonesia, sementara jangka pendek berupa jihad terhadap kelompok yang dianggap musuh.
![]() |
Dalam wawancara yang disiarkan kanal Youtube Damai Indonesia, Ali Imron mengamini bahwa sebenarnya aksi pengeboman tidak ada kaitannya dengan target mendirikan negara Islam.
Menurut dia, pengeboman terutama Bom Bali 1 adalah aksi yang dipaksakan Ali Gufron atau Muklas serta Hambali. Imam Samudra menjadi komandannya. Pada 2008, Imam Samudra dan Muklas dieksekusi mati, sementara Hambali ditangkap di Thailand lalu dipenjara di Guantanamo karena dituduh terlibat penyerangan gedung WTC di AS.
"Yang melakukan aksi-aksi itu ya kami Jamaah Islamiyah. Pengeboman itu bukan program Jamaah Islamiyah, tapi program oknum Jamaah Islamiyah yang dimotori Muklas dan Hambali sebagai senior saya di Afghanistan," kata Ali Imron.
Ada beberapa aksi pengeboman lain yang dilakukan oleh anggota Jamaah Islamiyah. Misalnya bom di Bursa Efek Jakarta 2000, Bom Plaza Atrium Senen 2001, Bom Tahun Baru 2002, dan beberapa teror lainnya.
(iam/mjo/bmw/gil)