Angkatan kelima tahun 1987. Tidak kurang dari 24 orang asal Indonesia yang menjadi murid akademi militer angkatan kelima. Nasir Abbas asal Malaysia juga termasuk.
Angkatan keenam tahun 1988. Tak kurang dari 9 orang asal Indonesia yang masuk di angkatan ini. Namun tidak terlalu terekspos.
Angkatan ketujuh tahun 1989. Ada sekitar 22 orang asal Indonesia yang masuk akademi militer Mujahidin Afghanistan tahun 1989. Beberapa nama yang terlibat aksi teror di Indonesia yakni sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamim, Zubair, dan Urwah ditahan Polri tahun 2003. Lalu Jabir, meninggal dunia dalam kecelakaan saat mempersiapkan bom natal di Bandung tahun 2000. Kemudian, Umair atau Abdul Ghani atau Suramto, terlibat kelompok peledakan Bom Bali 1, meninggal dalam kecelakaan di Ambon.
![]() |
Angkatan kedelapan tahun 1990. Sukarelawan asal Indonesia tak kurang dari 22 orang yang masuk akademi militer Mujahidin Afghanistan pada 1990. Beberapa di antaranya yakni sebagai berikut.
Muktib, pernah divonis bersalah dalam kasus bom Natal di Batam pada tahun 2000. Unais, divonis bersalah terkait bom Natal di Pangandaran pada tahun 2000
Angkatan kesembilan tahun 1991. Sebanyak 23 orang asal Indonesia masuk di tahun 1991. Ada banyak nama yang di kemudian hari dikenal melakukan aksi teror di Indonesia.
Ali Imron atau Zaid. Adik dari Mukhlas atau Ali Ghufron dan Amrozi. Mereka semua terlibat dalam Bom Bali 1 tahun 2002 yang mengakibatkan lebih dari 200 orang meninggal dunia. Ali Imron kini membantu aparat dalam melakukan deradikalisasi.
Abu Syekh atau Umar Patek. Divonis bersalah karena terlibat dalam aksi teror bom bali 1 dan kini membantu pemerintah Indonesia dalam melakukan deradikalisasi. Dahulu juga sempat menjadi instruktur pelatihan militer Jamaah Islamiyah di Filipina.
Imam Samudra atau Abdul Aziz. Komandan tim peledakan Bom Bali 1 pada Oktober 2002. Pria asal Serang, Banten itu dihukum mati pada 2008.
![]() |
Angkatan kesepuluh tahun 1992. Merupakan tahun terakhir para sukarelawan asal Indonesia menimba ilmu militer di kamp Mujahidin Afghanistan. Ada sekitar 10 orang yang bergabung. Abu Ubaidah atau Indra Warman. Ditangkap Polri pada 2003 dan diduga terlibat dalam kasus bom di depan hotel JW Marriott, Jakarta.
Ada beberapa anggota Jamaah Islamiyah yang tak pernah mengenyam pendidikan militer di Afghanistan namun memiliki kemampuan mumpuni. Mereka ditempat di Kamp Hudaybiyah yang dibentuk Jamaah Islamiyah di Filipina usai Rusia hengkang dari Afghanistan.
Amrozi, Azhari dan Noordin M Top, serta Dulmatin termasuk tokoh Jamaah Islamiyah alumni pelatihan militer Filipina. Mereka terlibat dalam aksi teror bom di Indonesia beberapa kali. Amrozi dihukum mati pada 2008, sementara Azhari dan Noordin M Top, serta Dulmatin tewas dalam penyergapan aparat di tempat dan waktu berbeda.
(bmw/gil)