LIPUTAN KHUSUS

Bekal Militer di Afghanistan Berbuah Teror di Indonesia

CNN Indonesia
Jumat, 31 Des 2021 08:38 WIB
Anggota Jamaah Islamiyah mampu melakukan teror bom berkat pengalaman militer selama di Afghanistan, mulai dari Ali Ghufron hingga Imam Samudra.
Abu Syekh atau Umar Patek, anggota Jamaah Islamiyah alumni Afghanistan yang terlibat dalam berbagai aksi teror bom di tanah air (AFP/ADEK BERRY)

Angkatan kelima tahun 1987Tidak kurang dari 24 orang asal Indonesia yang menjadi murid akademi militer angkatan kelima. Nasir Abbas asal Malaysia juga termasuk.

Angkatan keenam tahun 1988Tak kurang dari 9 orang asal Indonesia yang masuk di angkatan ini. Namun tidak terlalu terekspos.

Angkatan ketujuh tahun 1989Ada sekitar 22 orang asal Indonesia yang masuk akademi militer Mujahidin Afghanistan tahun 1989. Beberapa nama yang terlibat aksi teror di Indonesia yakni sebagai berikut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tamim, Zubair, dan Urwah ditahan Polri tahun 2003. Lalu Jabir, meninggal dunia dalam kecelakaan saat mempersiapkan bom natal di Bandung tahun 2000. Kemudian, Umair atau Abdul Ghani atau Suramto, terlibat kelompok peledakan Bom Bali 1, meninggal dalam kecelakaan di Ambon.

Indonesian terror suspect Imam Samudera alias Abdul Aziz gestures as he testifies for muslim cleric Abu Bakar Bashir during a trial at Central Jakarta court in Jakarta, 28 May 2003. The alleged field commader of the Bali bombing, Imam Samudra, faces multiple charges of terrorism when his trial starts Monday and could face a firing squad if found guilty, prosecutors said. AFP PHOTO/ ADEK BERRY/ab (Photo by ADEK BERRY / AFP)Imam Samudra alias Abdul Aziz, memimpin tim peledakan Bom Bali 1 pada 2002. Dia lalu dieksekusi mati pada tahun 2008 (Photo by ADEK BERRY / AFP)

Angkatan kedelapan tahun 1990. Sukarelawan asal Indonesia tak kurang dari 22 orang yang masuk akademi militer Mujahidin Afghanistan pada 1990. Beberapa di antaranya yakni sebagai berikut.

Muktib, pernah divonis bersalah dalam kasus bom Natal di Batam pada tahun 2000. Unais, divonis bersalah terkait bom Natal di Pangandaran pada tahun 2000

Angkatan kesembilan tahun 1991Sebanyak 23 orang asal Indonesia masuk di tahun 1991. Ada banyak nama yang di kemudian hari dikenal melakukan aksi teror di Indonesia.

Ali Imron atau Zaid. Adik dari Mukhlas atau Ali Ghufron dan Amrozi. Mereka semua terlibat dalam Bom Bali 1 tahun 2002 yang mengakibatkan lebih dari 200 orang meninggal dunia. Ali Imron kini membantu aparat dalam melakukan deradikalisasi.

Abu Syekh atau Umar Patek. Divonis bersalah karena terlibat dalam aksi teror bom bali 1 dan kini membantu pemerintah Indonesia dalam melakukan deradikalisasi. Dahulu juga sempat menjadi instruktur pelatihan militer Jamaah Islamiyah di Filipina.

Imam Samudra atau Abdul Aziz. Komandan tim peledakan Bom Bali 1 pada Oktober 2002. Pria asal Serang, Banten itu dihukum mati pada 2008.

Indonesian chief investigator for the Bali bombing, I Made Pastika (L), looks on as key suspect Ali Imron (R) explains how the bombs were assembled during a press conference at police headquarters in Denpasar, Bali, 11 February 2003.  Ali Imron publicly admitted his role in the Bali terror blasts and gave details of how the deadly attacks were carried out.    AFP PHOTO/DARMA (Photo by DARMA / AFP)Ali Imron, adik dari Ali Ghufron yang sama-sama terlibat dalam Bom Bali 1. Pernah divonis 18 tahun penjara, kini membantu pemerintah melakukan deradikalisasi (AFP PHOTO/DARMA (Photo by DARMA / AFP)

Angkatan kesepuluh tahun 1992Merupakan tahun terakhir para sukarelawan asal Indonesia menimba ilmu militer di kamp Mujahidin Afghanistan. Ada sekitar 10 orang yang bergabung. Abu Ubaidah atau Indra Warman. Ditangkap Polri pada 2003 dan diduga terlibat dalam kasus bom di depan hotel JW Marriott, Jakarta.

Ada beberapa anggota Jamaah Islamiyah yang tak pernah mengenyam pendidikan militer di Afghanistan namun memiliki kemampuan mumpuni. Mereka ditempat di Kamp Hudaybiyah yang dibentuk Jamaah Islamiyah di Filipina usai Rusia hengkang dari Afghanistan.

Amrozi, Azhari dan Noordin M Top, serta Dulmatin termasuk tokoh Jamaah Islamiyah alumni pelatihan militer Filipina. Mereka terlibat dalam aksi teror bom di Indonesia beberapa kali. Amrozi dihukum mati pada 2008, sementara Azhari dan Noordin M Top, serta Dulmatin tewas dalam penyergapan aparat di tempat dan waktu berbeda.

(bmw/gil)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER