Penny Lukito Sebut Izin Booster Vaksin Nusantara Tak Terkait BPOM

CNN Indonesia
Senin, 10 Jan 2022 14:17 WIB
Kepala BPOM Penny Lukito menyebut izin Vaksin Nusantara tak terkait pihaknya. (Foto: CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut izin penggunaan darurat (EUA) Vaksin Nusantara besutan eks menteri kesehatan Terawan Agus Putranto tidak terkait pihaknya.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan vaksin Nusantara bakal digunakan menjadi vaksin booster di Indonesia.

Penny mengatakan vaksin Nusantara bersifat autologus atau pemberian individual sehingga tidak bisa digunakan sebagai program vaksinasi massal, melainkan lewat skema terapi atau berbasis pelayanan.

"Tidak ada hubungannya dengan BPOM, tidak perlu mendapatkan izin dari kami, BPOM. Karena itu kan satu orang satu orang, individual," kata Penny kepada wartawan, Senin (10/1).

Menurutnya, seluruh pengawasan terkait penelitian dan pengadaan vaksin Nusantara wewenang sepenuhnya berada di Kementerian Kesehatan.

Ia menyebut keputusan itu disahkan melalui nota kesepahaman atau MoU yang diteken BPOM, Kemenkes, dan TNI AD pada 19 April 2021. Dalam MoU itu menurutnya juga sudah mempertegas posisi BPOM saat ini hanya sebagai pihak yang memberikan pengarahan perihal proses penelitian yang sesuai dengan kaidah saintifik.

"Mungkin pemerintah akan bisa (menentukan regulasi) nanti tunggu ya. Mereka juga akan menjadikan (booster) tapi vaksin berbasiskan pelayanan hanya ada di fasilitas pelayanan," ujar Penny.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN) Airlangga Hartarto menyebut pemerintah telah menyiapkan sejumlah skema pemberian vaksinasi virus corona booster di Indonesia.

Airlangga menambahkan, skema itu meliputi merek vaksin yang akan digunakan hingga harga vaksin. Ia juga menyatakan salah satu merek vaksin yang akan digunakan dalam program booster adalah vaksin vaksin Nusantara.

Selain vaksin Nusantara, ada pula vaksin Merah Putih produksi Unair dan PT Biotis, kemudian Biofarma dan Baylor College, Kalbe Farma-Genexine, dan PT Jakarta Bio Pharmaceutical Industry (JBio)-Zivifax, Anhui.

BPOM sebelumnya resmi menerbitkan (EUA) booster vaksin Covid-19 untuk lima merek. Mereka yakni Vaksin CoronoVac yang merupakan produksi PT Bio Farma (Persero) dari bahan baku vaksin Sinovac, Pfizer, AstraZeneca untuk homologous. Sementara Moderna untuk homologous dan heterologous, dan Zifivax untuk heterologous.

Homologous yaitu pemberian dosis vaksin 1-3 menggunakan platform dan merek yang sama, sementara heterologous merupakan pemberian vaksin dosis ketiga berbeda dengan pemberian vaksin dosis 1 dan 2.

(khr/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK