Jakarta, CNN Indonesia --
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP dan Fraksi Demokrat mempertanyakan alasan jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang masih kosong sejauh ini.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Tubagus Hasanuddin mengatakan jabatan Pangkostrad harus segera diisi agar memiliki komando dan pengendalian yang pasti.
"Posisi Pangkostrad sampai hari ini saya tidak melihat sudah ada penggantinya atau belum ya, jadi belum diganti. Kostrad itu satuan besar memerlukan komando dan pengendalian yang pasti. Jadi harus ada panglimanya di situ," kata Hasanuddin kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berkata, jabatan Pangkostrad tetap perlu diisi meski posisi kepala staf serta tiga panglima divisi masih lengkap. Menurut Hasanuddin, sebuah satuan tempur di lingkungan TNI semestinya memiliki panglima sebagai komandan di satuan tersebut.
"Jangan sampai ada kesan bahwa Kostrad itu tidak terlalu penting, kesannya nanti tidak bagus," ujar mantan sekretaris militer presiden tersebut.
Ia meyakini penunjukan sosok untuk menduduki jabatan Pangkostrad tidak sulit. Menurutnya, cukup banyak perwira tinggi bintang dua yang layak untuk didapuk menjadi Pangkostrad.
"Yang pertama dari yang memiliki track record yang baik, satu. Pernah megang komando syukur-syukur pernah di Kostrad, tentu bintang dua, bisa diambil dari pangdam atau panglima divisi, begitu. Enggak sulit sebetulnya," kata Hasanuddin.
Terkait jabatan Pangkostrad yang masih kosong hingga saat ini, Panglima TNI Jenderal (TNI) Andika Perkasa pernah mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
Andika menjelaskan hasil sidang Wanjakti tersebut nantinya akan dilaporkan dan diputuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca halaman selanjutnya pernyataan dari fraksi Demokrat.
Sebagai informasi, Kursi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) masih kosong sepeninggal Jenderal TNI Dudung Abdurachman. sejak dilantik jadi Kepala Staf Angkatan Darat (KASD) pada 17 November 2021. Sampai saat ini, belum ada pengganti Dudung yang dipromosikan jadi jenderal bintang empat itu.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Demokrat, Syarief Hasan pun meminta agar posisi tersebut segera diisi. Pasalnya, Kostrad merupakan salah satu lembaga strategis di tubuh TNI.
"Ini sebaiknya supaya segera diisi. Sangat sayang kalau lembaga yang sangat strategis di lingkungan TNI ini masih kosong," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/1).
Syarief menduga, masalah ini disebabkan fungsi Wanjakti atau penempatan setiap Pati di internal TNI tidak terencana dengan baik. Oleh sebab itu, ia meminta agar Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk segera menunjuk Pangkostrad baru.
"Ini salah satu bentuk indikasi karier planning, jenjang, siapa yang menduduki dan siapa yang dipromosikan itu tidak atau belum terencana dengan baik," ujar Syarief.
"Seyogyanya sebelum, setiap pimpinan lembaga dipromosikan, tentu sudah dipikirkan penggantinya. Jadi, tidak boleh kosong. Jadi, sangat disayangkan," tuturnya.
Sebelumnya, posisi Pangkostrad kosong usai ditinggalkan Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang dipromosikan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang menjadi Panglima TNI.
Meski telah lebih dari dua bulan kosong, hingga kini Andika belum juga menunjuk pengganti Dudung.
Belakangan, Anggota Komisi I Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha memprediksi Mayjen Maruli Simanjuntak akan mengisi kekosongan kursi Pangkostrad.
Menurut Tamliha, semua Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) kini berpotensi menduduki kekosongan kursi Pangkostrad.
"Saya yakin para Pangdam sekarang, termasuk menantu Pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Maritim dan Investasi), Mayjen TNI Maruli Simanjuntak," kata dia kepada CNNIndonesia.com, saat dikonfirmasi, Selasa (28/12).
[Gambas:Photo CNN]