Jokowi Klaim Laju Deforestasi Indonesia Turun 75 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 20 Jan 2022 18:38 WIB
Presiden Jokowi mengklaim laju deforestasi menurun hingga 75 persen. Hal itu ia sampaikan saat ditanya soal komitmen Indonesia menangani perubahan iklim pada Forum Perekonomian Dunia (World Economic Forum). (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim laju deforestasi menurun hingga 75 persen. Hal itu ia sampaikan saat ditanya soal komitmen Indonesia menangani perubahan iklim pada Forum Perekonomian Dunia (World Economic Forum).

Pada forum internasional itu, Jokowi mengklaim keberhasilan Indonesia dalam merestorasi lingkungan. Ia menyebut data penebangan dan kebakaran hutan turun drastis beberapa tahun terakhir.

"Laju deforestasi turun signifikan sampai ke 75 persen pada periode tahun 2019-2020, di angka 115 ribu hektare. Kemudian, kebakaran hutan juga turun drastis," kata Jokowi dalam acara yang digelar virtual, disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (20/1).

Jokowi menjelaskan jumlah titik api atau hot spot juga berkurang sekitar 88 ribu titik dari 2014 hingga 2021. Kemudian, luas lahan yang terbakar berkurang sekitar 1,5 juta hektare dalam kurun waktu yang sama.

Jokowi pun menyampaikan Indonesia telah merestorasi 3,7 juta hektare lahan gambut sejak 2016-2021. Kemudian, Indonesia juga akan merehabilitasi hutan bakau seluas 600 ribu hektare hingga 2024.

Mantan wali kota Solo itu berkata Indonesia juga telah memiliki komitmen pembangunan rendah karbon. Menurutnya, hal itu telah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang.

"Kebijakan Net-Zero Emission di mana dengan diterbitkannya Peta Jalan Net-Zero Emission pada 2060 termasuk Net Sink sektor kehutanan dan lahan di tahun 2030," ujar Jokowi.

Indonesia juga telah membentuk Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup. Jokowi menyebut badan itu bertugas mengelola pendanaan konservasi dan restorasi lingkungan.

"Penerbitan green sukuk, skema pembiayaan inovatif untuk membiayai agenda pembangunan yang ramah lingkungan dan juga penerbitan government bonds kategori environmental social governance untuk memperluas basis investasi yang environmental and socially responsible," katanya.

(dhf/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK