Mendikbudristek Nadiem Makarim menyambangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan berbincang dengan jajaran petinggi ormas Islam tersebut, Kamis (20/1).
Saat menerima Nadiem di kantornya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mendukung upaya Kemendikbudristek dalam memerangi intoleransi, perundungan (bully), dan kekerasan seksual di dunia pendidikan. Ia bersepakat tiga hal itu merupakan 'dosa besar' di dunia pendidikan.
"NU akan mendukung penuh kampanye Kemendikbudristek terkait tiga 'dosa besar' di dunia pendidikan tersebut," ucap Yahya dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yahya menegaskan bahwa upaya memerangi tiga dosa besar di pendidikan yang dilakukan Kemendikbudristek sesuatu menarik. Pasalnya, masalah intoleransi di dunia pendidikan bukanlah kasus baru. Begitu pula kasus intoleransi dan kekerasan seksual. Ia menilai tiga dosa hal sudah terjadi sejak lama.
"Dan kami sepakat terhadap kampanye Kemendikbudristek dalam melawan perilaku-perilaku tidak layak di dunia pendidikan, yang berfokus pada perilaku intoleran, pelecehan seksual, dan perundungan," ujar Yahya.
Mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid itu berkomitmen PBNU dan Kemendikbudristek bersinergi untuk melawan itu semua. Ia menilai dalam realitasnya memang banyak terjadi di lingkungan pendidikan.
"Pertama, harus kita akui bahwa itu semua ada termasuk di lembaga-lembaga pendidikan NU. Kedua, ini memang harus kita lawan, dan NU akan mendukung penuh upaya itu," kata Yahya.
Tak hanya itu, kujungan Nadiem ke PBNU juga untuk membahas kelanjutan kerja sama antara PBNU dengan Kemendikbudristek di bidang pendidikan.
Nadiem mengatakan kerja sama kali ini pihaknya mengupayakan transformasi pendidikan yang bukan saja mengedepankan kualitas. Namun memprioritaskan penanaman karakteristik moral yang baik.
"Kita punya banyak sekali persepsi dan visi yang sama, khususnya mengenai pendidikan," kata Nadiem.