Kasus virus corona atau Covid-19 varian Omicron di Jawa Timur terdeteksi bertambah menjadi 26 kasus. Sementara empat kasus probable ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Untuk kasus Omicron saat ini ada 26, sudah dari beberapa hari yang lalu," kata Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi, di Surabaya, Selasa (25/1).
Jumlah ini bertambah 18 kasus dari temuan delapan kasus yang sudah diumumkan pada pekan lalu, Minggu (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joni mengatakan tambahan 18 kasus Omicron di Jatim ini dilaporkan berasal dari transmisi lokal, atau perjalanan dalam negeri. "Penyebarannya dari transmisi lokal," ucapnya.
Berdasarkan data Institut of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair), 26 kasus konfirmasi Omicron ini tersebar di tujuh kabupaten/kota.
12 di antaranya du Kota Surabaya, 7 di Kabupaten Pasuruan, 3 di Kota Malang. Lalu Kota Madiun, Kabupaten Malang, Kabupaten Madiun dan Sidoarjo masing-masing satu kasus Omicron.
Dari jumlah itu, kata Joni, belum pasien kasus Omicron dari Jatim yang dilaporkan meninggal. Ia berharap hal tak sampai terjadi.
"Yang dirawat delapan, belum ada yang meninggal, mudah-mudahan enggak ada," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerjunkan 850 personel gabungan TNI, Polri dan Pemprov Jatim untuk melakukan patroli protokol kesehatan, untuk menghadapi persebaran Covid-19 varian Omicron di wilayahnya.
Menurut dia, penerjunan personel dalam Apel Gelar Pasukan Pamor Keris (Patroli Motor Penegakan Protokol Kesehatan di Masyarakat) ini dilakukan juga karena belakangan terjadi pelonggaran penegakan protokol kesehatan.
"Kami berharap bahwa bersama-sama kami akan bisa melakukan penegakan protokol kesehatan. Karena, ketika terjadi pelandaian kasus, ada semacam pelonggaran penegakan prokes yang terjadi di masyarakat," kata Khofifah, di Lapangan Makodam V Brawijaya Surabaya, Senin (24/1).
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menuturkan empat sampel probable Omicron usai melalui proses S-gene Target Failure (SGTF) oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.
"Ya sementara itu (empat probable Omicron). Sudah ada kasus untuk yang SGTF dengan hasil probable positif," kata Pembajun di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (25/1).
Namun, Pembajun mengatakan empat sampel probable ini belum bisa dipastikan statusnya sebagai Omicron sebelum melalui tahap pemeriksaan metode Whole Genome Sequencing (WGS).
Menurut Pembajun, para pasien dari pemilik sampel probable ini masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Tak seorang pun dirawat di rumah sakit.
"Begitu SGTF bunyinya probable positif maka intervensi tindakannya ya sudah seperti mereka diintervensi dengan pelayanan untuk pasien Omicron," imbuh dia.
Lihat Juga : |
Sejauh ini, katanya, masih ada 33 sampel lain yang dicurigai sebagai varian Omicron selain 4 kasus probable tadi. Puluhan spesimen itu kini diperiksa di laboratorium milik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.
Dinkes DIY sendiri menargetkan untuk mengirimkan 70 sampel pasien Covid-19 untuk menjalani pemeriksaan WGS. Bersamaan dengan itu, Pembajun mengatakan bahwa Pemda DIY tetap meningkatkan kewaspadannya. Termasuk mengimbau kepada masyarakat terkait disiplin protokol kesehatan.
"Omicron cepat menularnya, bukan masalah severity-nya. Dawuh (instruksi) Pak Gubernur (Sultan HB X), kabupaten/kota diminta untuk mulai mengaktifkan kembali, memonitor, mengevaluasi isoman dan isoternya," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene menyebut empat sampel probable Omicron itu seluruhnya berasal dari pasien asal Kabupaten Gunungkidul. Hasil SGTF spesimen ini dilaporkan Senin (24/1).
Sesuai rambu-rambu Kemenkes, keempat sampel dilakukan tahapan SGTF lantaran CT Value rendah atau berada di bawah 30.
"Harus kita lanjutkan ke sequencing (WGS), tapi saat ini sequencing kita masih menunggu segera kita periksakan. Tapi pasiennya sudah ditangani secara Omicron oleh Dinkes setempat dan sudah tracing, nggak ada lagi perkembangan kasus," kata Irene saat dihubungi, Selasa (25/1).
(frd/kum/arh)