Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Erwin Astha Triyono mengungkapkan ada satu kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang diduga merupakan varian lokal. Mutasi ini berbeda dengan varian Omicron, Delta atau varian-varian yang ditemukan sebelumnya.
Erwin mengatakan temuan ini terdeteksi melalui pemeriksaan sampel dengan whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Jadi dari 18 sampel yang terdeteksi di ITD Unair, ada delapan varian Omicron, sembilan varian Delta, dan satu varian lokal," kata Erwin saat dikonfirmasi, Senin (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Varian lokal ini, kata Erwin, berbeda dengan mutasi Covid-19 manapun, baik varian Delta, Omicron. Temuan ini pun sedang didalami pihaknya bersama ITD Unair.
"Jadi varian lokal itu sepengetahuan saya ya, memang di mana-mana belum ada," ucap dia.
Varian lokal ini, kata dia, juga berbeda secara karakteristik dengan Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China 2019 silam.
"Varian lokal itu beda dengan Covid-19 yang asli pertama kali muncul," ujar Erwin.
Kendati demikian, Erwin belum bisa menjelaskan detail soal karakteristik dan sifat-sifat Covid-19 varian lokal ini. Menurutnya penelitian masih dilakukan oleh tim ITD Unair.
"Tapi lebih detailnya bisa dikoordinasikan dengan Prof Inge (Ketua ITD Unair) karena beliau yang mempunyai data lengkapnya," kata dia.
Ia mengatakan dugaan sementara varian ini tidak masuk perhatian atau fokus WHO atau variant of interest (VOI). Pasalnya, saat ini WHO fokus terhadap varian Omicron yang memiliki penyebaran lebih cepat.
"Dan semua relatif dikoordinasikan oleh WHO, namun yang jadi penekanan dan interest oleh WHO itu varian Omicron dan Delta," ucapnya.
CNNIndonesia.com telah berupaya mengonfirmasi perihal temuan ini ke Kepala ITD Unair Prof Maria Inge Lusida. Namun yang bersangkutan belum memberikan respons.
(frd/pmg)